Skip to main content

Makalah Toksikologi


BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Toksikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari efek merugikan dari bahan kimia terhadap organisme hidup. Potensi efek merugikan yang ditimbulkan oleh bahan kimia di lingkungan sangat beragam dan bervariasi sehingga ahli toksikologimempunyai spesialis kerja bidang tertentu.
Efek merugikan/ toksik pada sistem biologis dapat disebabkan oleh bahan kimia yang mengalami biotransformasi dan dosis serta susunannya cocok untuk menimbulkan keadaan toksik
Respon terhadap bahan toksik tersebut antara lain tergantung kepada sifat fisik dan kimia, situasi paparan, kerentanan sistem biologis, sehingga bila ingin mengklasifiksikan toksisitas suatu bahan harus mengetahui macam efek yang timbul dan dosis yang dibutuhkan serta keterangan mengenai paparan dan sasarannya.
Perbandingan dosis lethal suatu bahan polutan dan perbedaan jalan masuk dari paparan sangat bermanfaat berkaitan dengan absorbsinya. Suatu bahan polutan dapat diberikan dalam dosis yang sama tetapi cara masuknya berbeda. Misalnya bahan polutan pertama melalui intravena, sedangkan bahan lainnya melalui oral, maka dapat diperkirakan bahwa bahan polutan yang masuk melalui intravena memberi reaksi cepat dan segera. Sebaliknya bila dosis yang diberikan berbeda maka dapat diperkirakan absorbsinya berbeda pula, misalnya suatu bahan masuk kulit dengan  dosis  lebih tinggi sedangkan lainnya melalui mulut dengan dosis yang lebih rendah maka, dapat diperkirakan kulit lebih tahan terhadap racun sehingga suatu bahan polutan untuk dapat diserap melalui kulit diperlukan dosis tinggi.
Toksikologi adalah pemahaman mengenai pengaruh-pengaruh bahan kimia atau xenobiotik yang merugikan bagi organisme hidup. Pengaruh-pengaruh tersebut dapat menimbulkan kerusakan pada sistem biologis. Apabila zat kimia dikatakan beracun (toksik), maka kebanyakan diartikan sebagai zat yang berpotensial memberikan efek berbahaya terhadap mekanisme biologi tertentu pada suatu organisme. Sifat toksik dari suatu senyawa ditentukan oleh dosis, konsentrasi racun di tempat aksi, sifat zat tersebut, kondisi bioorganisme atau sistem bioorganisme, paparan terhadap organisme dan bentuk efek yang ditimbulkan. Sedangkan toksisitas adalah kemampuan suatu zat asing atau xenobiotik dalam menimbulkan kerusakan pada organisme baik saat digunakan atau saat berada di lingkungan.


B.  Tujuan Khusus

Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan daninformasi bagi yang membacanya dan diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semuaserta untuk memenuhi nilai mata kuliah Toksikologi.

C. Tujuan Umum

Tujuan umum dari pembuatan makalah ini antara lain :
1.    Memahami pengertian Toksikologi
2.    Mengenal lebih detail tentang obat golongan NSAID
3.    Mengetahui Toksisitas obat golongan NSAID


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Pengertian NSAID(Non Steroidal Anti-Inflammatory Drugs)

NSAID merupakan terapi lini pertama yang efektif untuk pasien yang mengalami serangan gout akut. Hal terpenting yang menentukan keberhasilan terapi bukanlah pada NSAID yang dipilih melainkan pada seberapa cepat terapi NSAID mulai diberikan. NSAID harus diberikan dengan dosis sepenuhnya (full dose) pada 2448 jam pertama atau sampai rasa nyeri hilang. Dosis yang lebih rendah harus diberikan sampai semua gejala reda. NSAID biasanya memerlukan waktu 2448 jam untuk bekerja, walaupun untuk menghilangkan secara sempurna semua gejala gout biasanya diperlukan 5 hari terapi. Pasien gout sebaiknya selalu membawa persediaan NSAID untuk mengatasi serangan akut.
Indometasin banyak diresepkan untuk serangan akut artritis gout, dengan dosis awal 75100 mg/hari. Dosis ini kemudian diturunkan setelah 5 hari bersamaan dengan meredanya gejala serangan akut. Efek samping indometasin antara lain pusing dan gangguan saluran cerna, efek ini akan sembuh pada saat dosis obat diturunkan. Azapropazon adalah obat lain yang juga baik untuk mengatasi serangan akut. NSAID ini menurunkan kadar urat serum, mekanisme pastinya belum diketahui dengan jelas. Komite Keamana Obat (CSM) membatasi penggunaan azapropazon untuk gout akut saja jika NSAID sudah dicoba tapi tidak berhasil. Penggunaannya dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat ulkus peptik, pada ganggunan fungsi ginjal menengah sampai berat dan pada pasien lanjut usia dengan gangguan fungsi ginjal ringan. NSAID lain yang umum digunakan untuk mengatasi episode gout akut adalah:
       Naproxen – awal 750 mg, kemudian 250 mg 3 kali/hari
       Piroxicam – awal 40 mg, kemudian 10 20 mg/hari
       Diclofenac – awal 100 mg, kemudian 50 mg 3 kali/hari selama 48 jam, kemudian 50 mg dua kali/hari selama 8 hari.
Obat antiinflamasi (anti radang) non steroid, atau yang lebih dikenal dengan sebutan NSAID (Non Steroidal Anti-inflammatory Drugs) adalah suatu golongan obat yang memiliki khasiat analgesik (pereda nyeri), antipiretik (penurun panas), dan antiinflamasi (anti radang). Istilah “non steroid” digunakan untuk membedakan jenis obat-obatan ini dengan steroid, yang juga memiliki khasiat serupa.NSAID bukan tergolong obat-obatan jenis narkotika.
Mekanisme kerja NSAID didasarkan atas penghambatan isoenzim COX-1 (cyclooxygenase-1) dan COX-2 (cyclooxygenase-2).Enzim cyclooxygenase ini berperan dalam memacu pembentukan prostaglandin dan tromboksan dari arachidonic acid. Prostaglandin merupakan molekul pembawa pesan pada proses inflamasi (radang).
NSAID dibagi lagi menjadi beberapa golongan, yaitu golongan salisilat (diantaranya aspirin/asam asetilsalisilat, metil salisilat, magnesium salisilat, salisil salisilat, dan salisilamid), golongan asam arilalkanoat (diantaranya diklofenak, indometasin, proglumetasin, dan oksametasin), golongan profen/asam 2-arilpropionat (diantaranya ibuprofen, alminoprofen, fenbufen, indoprofen, naproxen, dan ketorolac), golongan asam fenamat/asam N-arilantranilat (diantaranya asam mefenamat, asam flufenamat, dan asam tolfenamat), golongan turunan pirazolidin(diantaranya fenilbutazon, ampiron, metamizol, dan fenazon), golongan oksikam (diantaranya piroksikam, dan meloksikam), golongan penghambat COX-2 (celecoxib, lumiracoxib), golongan sulfonanilida (nimesulide), serta golongan lain (licofelone dan asam lemak omega 3).
Penggunaan NSAID yaitu untuk penanganan kondisi akut dan kronis dimana terdapat kehadiran rasa nyeri dan radang.Walaupun demikian berbagai penelitian sedang dilakukan untuk mengetahui kemungkinan obat-obatan ini dapat digunakan untuk penanganan penyakit lainnya seperti colorectal cancer, dan penyakit kardiovaskular.
Secara umum, NSAID diindikasikan untuk merawat gejala penyakit berikut: rheumatoid arthritis, osteoarthritis, encok akut, nyeri haid, migrain dan sakit kepala, nyeri setelah operasi, nyeri ringan hingga sedang pada luka jaringan, demam, ileus, dan renal colic.
Sebagian besar NSAID adalah asam lemah, dengan pKa 3-5, diserap baik pada lambung dan usus halus.NSAID juga terikat dengan baik pada protein plasma (lebih dari 95%), pada umumnya dengan albumin.Hal ini menyebabkan volume distribusinya bergantung pada volume plasma. NSAID termetabolisme di hati oleh proses oksidasi dan konjugasi sehingga menjadi zat metabolit yang tidak aktif, dan dikeluarkan melalui urin atau cairan empedu.
NSAID merupakan golongan obat yang relatif aman, namun ada 2 macam efek samping utama yang ditimbulkannya, yaitu efek samping pada saluran pencernaan (mual, muntah, diare, pendarahan lambung, dan dispepsia) serta efek samping pada ginjal (penahanan garam dan cairan, dan hipertensi). Efek samping ini tergantung pada dosis yang digunakan.
Obat ini tidak disarankan untuk digunakan oleh wanita hamil, terutama pada trimester ketiga. Namun parasetamol dianggap aman digunakan oleh wanita hamil, namun harus diminum sesuai aturan karena dosis tinggi dapat menyebabkan keracunan hati

BAB III

PEMBAHASAN

A.Toksisitas Obat

Toksisitas atau keracunan obat adalah reaksi yang terjadi karena dosis berlebih atau penumpukkan zat dalam darah akibat dari gangguan metabolisme atau ekskresi.
Adapun Obat – Obatan yang menyebabkan keracunan yaitu :
1.    PARACETAMOL
Parasetamolatauasetaminenadalahobatanalgesik dan antipiretikyang populardan digunakan untuk melegakan sakit kepala, sengal-sengal dan sakit ringan, serta demam. Digunakan dalam sebagian besar resep obatanalgesikselesma dan flu.
Ø Kegunaan Pemakaian Paracetamol itu adalah
1.    Demam
Parasetamol telah disetujui sebagai penurun demam untuk segala usia. WHO hanya merekomendasikan penggunaan parasetamol sebagai penurun panas untuk anak-anak jika suhunya melebihi 38.5 C.
2.    Nyeri
Parasetamol digunakan untuk meredakan nyeri. Obat ini mempunyai aktivitas sebagai analgesik, tetapi aktivitas antiinflamasinya sangat lemah.

Ø Efek Samping pemakaian Paracetamol :
Pada dosis yang direkomendasikan, parasetamol tidak mengiritasi lambung, memengaruhi koagulasi darah, atau memengaruhi fungsi ginjal. Namun, pada dosis besar (lebih dari 2000 mg per hari) dapat meningkatkan risiko gangguan pencernaan bagian atas.

Ø Dosis Pemakaian Paracetamol :
Umur
Dosis Paracetamol
3 bulan – 1 tahun
60 – 120 mg
1 – 5 tahun
120 – 250 mg
6 – 12 tahun
250 – 500 mg
Dewasa
500 – 1 g


Ø Kelebihan dosis Paracetamol itu mengakibatkan :
Penggunaan parasetamol di atas rentang dosis terapi dapat menyebabkan gangguan hati. Pengobatan toksisitas parasetamol dapat dilakukan dengan cara pemberian asetilsistein (N-asetil sistein) yang merupakan prekusor glutation, membantu tubuh untuk mencegah kerusakan hati lebih lanjut.

Ø Mekanisme toksisitas dari Paracetamol
·      Sulfat dan glukuronida pada liver tersaturasi
·      paracetamol lebih banyak ke CYP -> NAPQI bertambah -> suplai glutation tidak mencukupi
·      NAPQI bereaksi dengan membran sel

2.    ASAM SALISILAT
Asam salisilat (asam ortohidroksibenzoat) merupakan asam yang bersifat iritan lokal, yang dapat digunakan secara topikal. Terdapat berbagai turunan yang digunakan sebagai obat luar, yang terbagi atas 2 kelas, ester dari asam salisilat dan ester salisilat dari asam organik. Di samping itu digunakan pula garamsalisilat.
Ø Keguanaan Asam Salisilat :
Asam salisilat adalah obat topikal murah yang digunakan untuk mengobati sejumlah masalah kulit, seperti :
·       Jerawat,
·       Kutil,
·       Ketombe,
·       Sporiasis, dan
·      Masalah kulit lainnya.
·      Mengawetkan makanan,
·      Antiseptik, dan
·      Campuran dalam pasta gigi. Asam salisilat digunakan pula sebagai bahan utama untuk aspirin.

Ø Dosis Pemakaian nya itu adalah :
·      Pengobatantunggal rata-rata : 10 mg/KBB.
·      Dosislazimharian : 40 - 60 mg/KBB/hari.
·      Tablet aspirin mengandung 325 - 650 mg asamsalisilat.
·      Padadosis 150 - 200mg /KBB dapatterjadiIntoksikasiakutsedang, dandosis 300-500 mg / KBB akanmenyebabkanintoksikasiberat.
·      Intoksikasikronikdapatterjadipadapemberiandosislebihdari 100 mg/KBB selama 2 hariataulebih.

Ø Efek negatif
Asamsalisilatsebenarnyahanyabaikdigunakansebagaiobat lotion (tubuhbagianluar).Konsumsipadaasamsalisilatdapatmenimbulkangangguanlambung, pusing, berkeringat, mual, danmuntah.Efekdalamjangkawaktu lama dapatmenimbulkankekuranganzatbesi, kemerahandangatal-gatalpadakulit.Konsumsidalamjumlahbesarmengakibatkanpendarahanpadalambung.

3.    ANTALGIN
Antalgin adalah salah satu obat penghilang rasa sakit (analgetik) turunan NSAID, atau Non-Steroidal Anti Inflammatory Drugs. Umumnya, obat-obatan analgetik adalah golongan obat antiinflamasi (antipembengkakan), dan beberapa jenis obat golongan ini memiliki pula sifat antipiretik (penurun panas), sehingga dikategorikan sebagai analgetik-antipiretik.
Ø Komposisi : Tiap tablet mengandung antalgin 500mg
Ø Dosis pemakaian Antalgin :
·      Oral
- dewasa: 500-1000 mg 3-4 x sehari (maks 3 gr)
- anak: 250-500 mg 3-4 x sehari (maks 1 gr)
·      Parenteral: 500-1000 mg sekali suntik (jgn lebih 1 gr)
·      PO : Sesudah makan


Ø Efek Samping nya :
·      Agranolositosis,
·      Gejala kepekaan yang manifestasinya kelainan pada kulit. Pada penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan agranulositosis.
·      reaksi kulit seperti kemerahan,
·      Iritasi lambung.
·      Interaksi Obat: 
Bila digunakan bersama dengan klorpromazine, dapat menimbulkan hipotermia yang berat. 
·      Penggunaan pada ibu hamil dan menyusui:
Jangan diberikan pada wanita hamil karena potensi karsigonik dari metabolit nitrosamin.

4.    VITAMIN B6
Vitamin B6 ataudisebutjugadengan pyridoxine, adalah vitamin yang larut air, yang digunakandalanpenanganandefisiensi vitamin B6 danbeberapakasusanemia.Piridoksindapatmenurunkanefekobatdarifenitoindan levodopa
Ø Manfaat dari vitamin B6 :
·      Mencegahpenyakitjantung
·      Menstruasidankehamilan
·      Meningkatkanenergidanmelawanpenyakit
·      Perkembanganotak
·      Sistemkekebalantubuh
·      Komunikasisaraf
·      Menjagakadarguladarah
·      Membantu proses protein tubuh dan lemak dari makanan sebagai bagian dari koenzim;
·      Membantu untuk membuat sel darah merah dan mengkonversi asam amino menjadi niacin.


5.    IBUPROFEN
Ø TOKSIKOLOGI
o  Toksisitas
Penggunaan jangka panjang NSAID dapat menyebabkankerusakan permukaan saluran gastrointestinal,menyebabkan ulkus dan perdarahan. Kemungkinan jugamenyebabkan diare atau konstipasi, perforasi yang dapatmenimbulkan infeksi serius, dan timbulnya darah padamuntah atau feses.
ü Data pada Hewan
LD50 oral-tikus 636 mg/kg;
LD50 oral-mencit 740 mg/kg;
LD 50 oral-marmut495 mg/kg;
LD50intraperitoneal-tikus 626 mg/kg;
LD50intraperitoneal-mencit 320 mg/kg;
LD 50 subkutan-tikus 740 mg/kg;
LD50subkutan-mencit 395 mg/kg;
LD 50 rektal-mencit 620 mg/kg;
LD50rektal-tikus 530 mg/kg;
LD 50 oral-tikus 1600 mg/kg.

ü Data pada Manusia 
LDLo oral-manusia 171 mg/kg;
LDLo oral-anak 469 mg/kg
.
ü Data akut
Dari data yang ada diketahui bahwa pemakaianibuprofen diatas 100 mg/kgmemerlukan pengaturan. Dosis ibuprofen400 mg/kg atau lebih kemungkinan berpotensi menyebabkanintoksikasi serius.
a.    Data akut pada anak-anak
Anak yang menelan ibuprofendengan dosis 114 mg/kg tidak menimbulkan gejala, sedangkanpada anak yang menelan ibuprofen dengan dosis 440 mg/kgmenimbulkan gejala :
o  Anak usia 6 tahun yang mengonsumsi 300 mg/kg ibuprofen
o  mengalami asidosis metabolik, koma dan syok. 
o  Anak usia 21 bulan yang mengonsumsi 500 mg/kg mengalami
o  metabolik asidosis dan gagal ginjal akut. 
o  Anak usia 15 tahun mengonsumsi 14 g ibuprofen dengan 5.5 gparacetamol mengalami ganggungan fungsi ginjal akut.

b.   Data akut pada orang dewasa
Tidak menimbulkan efek seriusatau yang mengancam jiwa pada penelitian yang dilakukanterhadap 63 orang dewasa dengan kisaran dosis 1,2 – 60 gram.Pada sejumlah 37 orang yang menelan 1,2 - 48 gram tidakmenunjukan gejala toksik. Pada jumlah sisanya yang menelan 1,2– 60 gram hanya menimbulkan toksisitas ringan. Dosis minimaluntuk mengakibatkan depresi sistem saraf adalah 3 gram.Namun, kadang-kadang muncul efek serius lain :
o  Perempuan usia 19 tahun yang mengonsumsi 6-8 g ibuprofen
o  mengalami gagal ginjal akut reversibel dan dapat pulih.
o  Laki-laki usia 64 tahun yang mengonsumsi 24 g ibuprofen
o  mengalami gagal ginjal dan sepsis.
o  Orang dewasa usia 23 tahun yang mengonsumsi 30 gibuprofen dan sejumlah tidak diketahui nitrogliserin mengalami mual, muntah, kram perut, asidosis metabolik, sindrom stresspernapasan, dan gagal ginjal.
o  Laki-laki usia 44 tahun yang mengonsumsi 72 g ibuprofenmengalami kecemasan, gagal fungsi ginjal, hiperkalemia,asidosis metabolik dan kelemahan otot sedang.
o  Laki-laki usia 17 tahun yang mengonsumsi 98 g ibuprofen dantablet difenhidramin mengalami lesu dan toksisitas minimal.
o  Perempuan usia 15 tahun yang mengonsumsi 100 g ibuprofenmengalami koma, asidosis metabolik, dan trombositopeniasedang.
o  Perempuan usia 26 tahun yang mengonsumsi 105 g ibuprofenmengalami penurunan tingkat kesadaran, asidosis metaboliksedang dan hemodinamik.

c.    Data kronik
o  Anak-anak yang diberi dosis oral ibuprofen 480 mg/kg selama17 hari intermittent mengalami penyebaran nekrosishepatoselular dan peningkatan suhu tubuh.
o  Laki-laki yang diberi dosis oral ibuprofen 120 mg/kg selama 1minggu intermittent mengalami efek pada mata, dermatitits,dan peningkatan suhu tubuh.
o  Perempuan yang diberi dosis oral ibuprofen 132 mg/kg selama6 hari intermittent mengalami trombositopenia.


Ø Mekanisme Toksisitas dari Ibuprofen
Gejala-gejala overdosis ibuprofen mirip dengan gejala yang disebabkan oleh overdosis OAINS lain. Kolerasi antara tingkat keparahan gejala dengan kadar ibuprofen dalam p lasma darah pernah ditemukan. Efek racun tidak mungkin muncul pada dosis dibawah 100mg/kg tetapi saat diatas 400mg/kg (sekitar 150 tablet dari 200unitmg). Dosis letal sukar ditentukan karena bervariasi tergantung dari usia, berat badan, dan penyakit pada pasien. Terapi untuk over dosis dalam kasus awal adalah dekontaminasi lambung menggunakan arang aktif, arang menyerap obat sebelum bisa masuk ke sirkulasi sistemik.
Lavage lambung sekarang jarang digunakan, namun dapat dipertimbangkan jika jumlah yang dikomsumsi secara potensial mengancam kehidupan dan dapat dilakukan dalam waktu 60 menit setelah menelan. Emesis tidak dianjurkan. mayoritas komsumsi ibuprofen hanya menghasilkan efek ringan dan pengelolaan overdosis sangatlah mudah. Standar langkah-langkah untuk mempertahankan outputurine normal harus dilakukan dan fungsi ginjal harus dipantau.
Ibuprofen memiliki sifat asam dan juga diekskresikan dalam urine, diuresis paksa alkali secara teori menguntungkan. Namun, karena ibuprofen sangat terikat protein dalam darah,sehingga eksresi dari ginjal minimal. Diuresis paksa alkalin mempunyai manfaat yang terbatas.Terapi simtomatis untuk hipotensi, perdarahan GI,asidosis dan toksisitas ginjal dapat diindikasikan. Kadang-kadang, pemantauan ketat diunit perawatan intensif selama beberapa hari diperlukan. Jika seorang pasien bertahan pada keracunan akut, mereka biasanya tidak akan mengalami gejala ulang.

Ø Mekanisme toksisitas dari Aspirin
Intoksikasisalisilatbisaringanatauberat. Bentukringan disebutsalisilismus dan ditandaidengan mual, muntah, hiperventilasi yang jelas, nyerikepala, “mental confusion”, pusing dan tinitus(telinga berdengung). Jika diberikan salisilat dosis besar, dapat terjadi intoksikasi salisilat yang berat. Gejala-gejala yang telah disebutkan diatas yaitu, kelelahan, delirium, halusinasi, konvulsi,koma, asidosis pernapasan dan metabolik, dan kematian karna kegagalan pernapasan. Intoksikasi salisilat lebih cenderung terjadi pada anak-anak. Penelanan aspirin sekecil 10 g (atau 5g metil salisilat, yang digunakan sebagai obat gosok dalam minyak) dapat menyebabkan kematian pada anak.
Pengobatan salisilismus harus termasuk pengukuran konsentrasi salisilat dalam serum dan pH untuk menunjukkan bentuk terapi yang baik pada kasus yang ringan, pengobatan simtomatik biasanya sudah cukup. Peningkatan pH urine meningkatkan eliminasi salisilat. Pada kasus berat, pengukuran yang diharuskan termasuk pemberian cairan intravena,dialisis (hemodialisis atau dialisis peritoneal), dan penetapan dan koreksi asam basa serta keseimbangan elektrolit. (catatan diflunisal tidak menyebabkan salisilismus).


BAB IV

PENUTUP

5.1.   Kesimpulan


Toksikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari efek merugikan dari bahan kimia terhadap organisme hidup. Potensi efek merugikan yang ditimbulkan oleh bahan kimia di lingkungan sangat beragam dan bervariasi sehingga ahli toksikologimempunyai spesialis kerja bidang tertentu.

NSAID merupakan golongan obat yang relatif aman, namun ada 2 macam efek samping utama yang ditimbulkannya, yaitu efek samping pada saluran pencernaan (mual, muntah, diare, pendarahan lambung, dan dispepsia) serta efek samping pada ginjal (penahanan garam dan cairan, dan hipertensi). Efek samping ini tergantung pada dosis yang digunakan.Obat ini tidak disarankan untuk digunakan oleh wanita hamil, terutama pada trimester ketiga. Namun parasetamol dianggap aman digunakan oleh wanita hamil, namun harus diminum sesuai aturan karena dosis tinggi dapat menyebabkan keracunan hati

Comments

Popular posts from this blog

MAKALAH Iodo - Iodimetri

Iodo-Iodimetri BAB I PENDAHULUAN I.1  Latar Belakang Titrasi iodometri dan iodimetri adalah salah satu metode titrasi yang didasarkan pada reaksi oksidasi reduksi. Metode ini lebih banyak digunakan dalam analisa jika dibandingkan dengan metode lain. Alasan dipilihnya metode ini karena perbandingan stoikometri yang sederhana pelaksanannya praktis dan tidak benyak masalah dan mudah. Iodimetri adalah jika titrasi terhadap zat-zat reduktor dengan titrasi langsung dan tidak langsung. Dilakukan percobaan ini untuk menentukan kadar zat-zat oksidator secara langsung, seperti yang kadar terdapat dalam serbuk vitamin C. Titrasi tidak langsung iodometri dilakukan terhadap zat-zat oksidator berupa garam-garam besi (III) dan tembaga sulfat dimana zat-zat oksidator ini direduksi dahulu dengan KI dan iodin dalam jumlah yang setara dan ditentukan kembali dengan larutan natrium tiosulfat baku. Dalam bidang farmasi metode ini digunakan untuk menentukan kadar zat-zat yang mengandung oksi

Reseach and Development (R&D)

1.       Departemen Reseach and Development (R&D) Departemen R&D merupakan Inti ( Core ) dari industri farmasi. Penelitian yang dilakukan R&D terkait dengan inovasi produk baru dan perubahan formula produk lama dengan tujuan meningkatkan mutu, stabilitas dan kenyamanan suatu produk.penelitian dan pengembangan terhadap produk selalu dilakukan secara berkesinambungan mengikuti Trend ilmu pengetahuan, teknologi dan regulasi. Dalam pengembangan produk terbagi dalam 3 bagian: 1)       Formulasi Development (ForDev) Formulasi Development (ForDev) bertugas dalam pengembangan formulasi, mentransfer formula ke proses, dan pengembangan produk. Apabila formula tersebut memenuhi syarat , formula tersebuut akan doiserahkan kepada bagian AnDev untuk dianalisa. 2)       Analytical Development (AnDev) Analytical Development (AnDev) bertugas dalam pengembagan analisa produk baik itu bahan baku ataupun bahan tambahan yang telah disusun oleh tim ForDev. Outputnya adalah met

Makalah ANTIDIABETES

MAKALAH TOKSIKOLOGI TOKSIKOLOGI ANTIDIABETES BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Diabetes melitus merupakan penyakit yang ditandai dengan terjadinya hiperglikemi di dalam tubuh. Sebagian besar orang-orang menyebutnya dengan penyakit kencing manis. Biasanya para penderita DM akan disertai dengan berbagai gejala seperti poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan  berat badan. Apabila tidak dilakukan perawatan dan pengontrolan pengobatan yang baik pada penderita DM, maka akan menyebabkan berbagai penyakit menahun seperti serebrovaskular, penyakit jantung koroner, penyakit  pembuluh darah tungkai dan lain sebagainya. Penyebab diabetes dapat disebabkan berbagai hal seperti keturunan, pola hidup yang tidak sehat, dan lain-lain. Penderita diabetes pun setiap tahunnya semakin bertambah. S ejalan dengan perubahan gaya hidup termasuk pola makan masyarakat Indonesia diperkirakan penderita d iabetes melitus ini semakin meningkat, terutama pada kelompok umur dewasa keata