Skip to main content

MAKALAH Kosmetik Handcream

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kosmetik dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-19, pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga untuk kesehatan. Perkembangan ilmu kosmetik serta indrustrinya baru dimulai secara besar-besaran pada abad ke-20. Kosmetik menjadi salah satu bagian dunia usaha. Bahkan sekarang teknologi kosmetik begitu maju dan merupakan paduan antara kosmetik dan obat (pharmaceutical) atau yang disebut kosmetik medik (cosmeceuticals) (Tranggono dan Latifah, 2007).
Menurut JELLINEX, kosmetologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hukum-hukum kimia, fisika, biologi dan microbiologi tentang pembuatan, penyimpanan dan penggunaan bahan kosmetika.
Menurut FEDERAL FOOD AND COSMETIC ACT (1958) sesuai dengan definisi dalam Peraturan Menteri Kesehatan R.I. No.220/Men Kes/Per/IX/76. Kosmetika adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan, dilekatkan, dituangkan,  dipercikkan  atau  disemprotkan  pada,  dimasukkan  dalam, dipergunakan pada badan manusia dengan maksud untuk membersihkan, memelihara, menambah daya tank dan mengubah rupa dan tidak termasuk golongan obat. Zat tersebut tidak boleh mengganggu faal kulit atau kesehatan tubuh secara keseluruhan. Dalam definisi ini jelas dibedakan antara kosmetika dengan obat yang dapat mempengaruhi struktur dan faal tubuh.
Kosmetik pelembab (moisturizers) termasuk kosmetik perawatan yang bertujuan untuk mempertahankan struktur dan fungsi kulit dari berbagai pengaruh seperti udara kering, sinar matahari terik, umur lanjut, berbagai penyakit kulit maupun penyakit dalam tubuh yang mempercepat penguapan air sehingga kulit menjadi lebih kering  (Wasitaatmadja, 1997).
Kosmetik pelembab yang mengandung gliserol akan mengering di permukaan kulit, membentuk lapisan yang bersifat higroskopis, yang menyerap uap air dari udara dan mempertahankannya di permukaan kulit. Preparat ini membuat kulit nampak lebih halus dan mencegah dehidrasi lapisan stratum corneum kulit. Tetapi konsentrasi gliserol yang tinggi sedikit banyak dapat mengiritasi kulit. Sekarang konsentrasi gliserol yang lazim digunakan adalah 10-20 %. Sedangkan kosmetik yang ditambahkan campuran minyak seperti minyak tumbuhan lebih mudah bercampur dengan lemak kulit, lebih mampu menembus sel-sel stratum corneum, dan memiliki daya adhesi yang lebih kuat (Tranggono dan Latifah, 2007).



Kulit merupakan organ pertama yang terkena pengaruh tidak menguntungkan dari lingkungan. Berbagai faktor baik dari luar tubuh maupun dari dalam tubuh dapat mempengaruhi struktur dan fungsi kulit, misalnya: udara kering, kelembaban udara yang rendah, sinar matahari, usia, berbagai penyakit kulit maupun penyakit dalam tubuh. Karena faktor-faktor tersebut dapat terjadi penguapan yang berlebihan pada epidermis kulit sehingga kadar air dalam stratum korneum < 10% dan menyebabkan kulit kering. Secara alamiah kulit berusaha untuk  melindungi  diri  dari  kemungkinan  tersebut,  yaitu  dengan  adanya  tabir lemak  datas  kulit  yang    diperoleh  dari kelenjar  lemak  dasedikit  kelenjar keringat  sertadanya  lapisan  kulit  luar  yang  berfungsi  sebagai  sawar  kulit. Namun, dalam kondisi tertentu faktor perlindungan kulit alamiah (natural moisturizing factor) tidak mencukupi sehingga diperlukan perlindungan tambahan non alamiah yaitu dengan pemberian kosmetika pelembab (Wasitaatmadja, 1997)



1.2.Perumusan Masalah

1.      Apa itu Handcream?
2.      Penggunaan handcream?
3.      Formulasi handcream?



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.            kulit
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa sekitar 1,5 mdengan berat kira-kira 15% berat badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis dan sensitif, serta bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras, dan lokasi tubuh. Warna kulit bermacam-macam, misalnya warna terang (fair skin), pirang, kuning, saw0 matang dan hitam, merah muda pada telapak kaki dan tangan, serta kecokelatan pada genitalia eksterna orang dewasa. Demikian pula dalam kelembutannya kulit bervariasi, tebal, tipis dan elastisitasnya. Kulit yang elastis dan longgar terdapat pada kelopak mata, bibir, dan prepusium. Kulit yang tebal dan tegang terdapat pada telapak kaki. Kulit yang kasar, terdapat pada skrotum (kantong buah zakar) dan labia mayor (bibir  kemaluan besar),    sedangkan kulit yang halus terdapat di sekitar mata dan leher.
1.                        Lapisan Dermis

Lapisan ini jauh lebih tebal daripada epidermis, terbentuk oleh jaringan elastik dan fibrosa padat dengan elemen selular, kelenjar, dan rambut sebagai adneksa kulit. Lapisan ini terdiri atas:
a. Pars papilaris, yaitu bagian yang menonjol ke dalam epidermis, berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah.
b.Pars retikularis, yaitu bagian bawah dermis yang berhubungan dengan subkutis, terdiri  atas  serabut  penunjang  kolagen,  elastin  dan  retikulin.  Dasar  (matriks) lapisan ini terdiri atas cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat dan sel-sel fibroblas. Kolagen muda bersifat lentur namun dengan bertambahnya umur menjadi stabil dan keras. Retikulin mirip dengan kolagen muda, sedangkan elastin biasanya bergelombang, berbentuk amorf, mudah mengembang, dan elastic sel fibroblast. Kolagen muda bersifat lentur namun dengan bertambahnya umur menjadi stabil dan keras. Retikulin mirip dengan kolagen muda, sedangkan elastin biasanya bergelombang, berbentuk amorf, mudah mengembang, dan elastic.
2.                  Lapisan Subkutis
Lapisan ini merupakan kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di dalarnnya. Sel lemak merupakan sel bulat, besar, dengan inti  terdesak  ke  pinggir  karena  sitoplasma  lemak  yang  bertambah.  Sel-sel ini membentuk kelompok yang dipisahkan satu dengan lainnya oleh trabekula yang fibrosa.   Lapisan   sel   lemak   disebut  panikulus   adiposus,   berfungsi  sebagai cadangan  makanan.  Dlapisan  ini  terdapat  ujung-ujung  saraf  tepi,  pembuluh darah, dan saluran getah bening. Tebal jaringan lemak tidak sama bergantung pada lokasi, di abdomen 3 cm, sedangkan di daerah kelopak mata  dan penis sangat tipis. Lapis lemak ini juga berfungsi sebagai bantalan.
Kelenjar kulit terdapat di dermis, terdiri atas kelenjar keringat (glandula sudorifera) dan kelenjar sebum (glandula sebasea). Kelenjar keringat ada dua macam, yaitu :

1.                  Kelenjar keringat ekrin mensekresi cairan jernih, yaitu keringat yang mengandung 95-97 persen air dan mengandung beberapa mineral. Kelenjar ini terdapat di seluruh kulit, mulai dari telapak tangan dan kaki sampai kulit kepala.

2.                  Kelenjar  apokrin  dipengaruhi  oleh  saraf  adrenergic,  terdapat  di  aksila, areola mame, pubis, labia minor, dan saluran telinga luar


BAB III
PEMBAHASAN
3.1.Handcream
Menurut Farmakope Indonesia III definisi Cream adalah sediaan setengah padat berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. Dan menurut Farmakope Indonesia IV, Cream adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Sedangkan menurut Formularium Nasional Cream adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi kental mengandung air tidak kurang dari 60 % dan dimaksudkan untuk pemakaian luar.
Krim tangan dan badan adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud melindungi kulit supaya tetap halus dan lembut, tidak kering bersisik dan mudah pecah. Berbagai faktor baik dari luar tubuh maupun dari dalam tubuh dapat mempengaruhi struktur kulit misalnya udara kering, sinar matahari, usia lanjut, berbagai penyakit kulit dsb. Oleh pengaruh faktor-faktor tersebut kulit dapat menjadi lebih kering akibat kehilangan air oleh pernguapan Sebenarnya secara alamiah kulit dapat melindungi diri dengan adanya tabir lemak di atas kulit yang didapat dari kelenjar lemak dan kelenjar keringat dari kulit serta adanya lapisan kulit luar yang berfungsi sebagai sawar kulit. Namun dalam kondisi tertentu faktor perlindungan alarniah tidak mencukupi karena itu dibutuhkan perlindungan tambahan dengan memberikan kosmetika pelembab kulit. Lapisan sebum pada kulit dapat menjadi rusak jika kulit dicuci dengan larutan sabun dan jika sebum hilang lebih cepat dari proses terbentuknya, kulit akan menjadi kering dan bersisik. Lapisan lemak pada kulit berfungsi untuk mengontrol penguapan air dan keseimbangan kandungan air perlu diperhatikan agar kulit lebih sehat dan segar. Pada umumnya kosmetika pelembaterdiri  dari  berbagai  minyak  nabati,  hewan,  maupun sintetis yang dapat membentuk lemak permukaan kulit buatan untuk melenturkan lapisan kulit yang kering dan kasar dan mengurangi penguapan air di kulit. Dasar pelembaban kulit adalah efek emolient yaitu mencegah kekeringan dan kerusakan kulit akibat sinar matahari atau kulit menua, sekaligus juga membuat kulit terlihat bersinar. dalam sel kulit normal lebih dari 10 % dan kandungan air bisa berkurang karena terjadi penguapan air yang berlebihan Kandungan air. Cara mencegah penguapan air dari sel kulit adalah :
1.      Menutup permukaan kulit dengan minyak (oklusif)
2.      Memberikan humektan yaitu zat yang mengikat air dari udara dalam kulit
3.      Membentuk sawar terhadap kehilangan air dengan memberikan zat hidrofilik yang menyerap air
4.      Memberikan tabir surya agar terhindar dari pengaruhnya yang mengeringkan kulit
Zat oklusif yang dapat diaplikasi ke dalam kosmetika :
a)      Minyak hidrokarbon, wax
b)      Minyak tumbuhan dan hewan
c)      Asam lemak, asam stearat
d)     Fatty alcohols, cetil alcohol, lauril alcohol
e)      Polihidroksi alcohol, propilen glikol
f)       Wax ester : lanolin beeswax, stearil stearat
g)      Vegetable wax : camauba, candelila
h)      Fospolipide : lesitin
i)        Sterol : cholestrol / kolesterol

Krim biasanya diterapkan pada kulit eksternal dengan tangan kosong. Banyak lotion, krim tangan khususnya dan krim wajah diformulasi bukan sebagai system penyampaian obat, tetapi hanya untuk mulus, lembab, dan melembutkan kulit. Ini sangat berhubungan dengan penuaan dan kelompok demografis usia, dan dalam hal penggunaan wajah, juga bisa digolongkan sebagai kosmetik dalam banyak kasus, dan mungkin mengandung wewangian.
Kebanyakan lotion emulsi minyak-dalam-air menggunakan zat seperti stearil alkohol untuk menjaga emulsi stabil, tetapi lotion air-dalam minyak juga dapat diformulasikan. Komponen utama dari lotion perawatan kulit, krim atau gel emulsi (yaitu campuran minyak dan air) adalah fase air dan fase minyak, sebuah emulgator untuk mencegah pemisahan dua fase, dan, jika digunakan, satu zat aktif atau beberapa zat aktif. Berbagai macam bahan lainnya seperti pewangi , gliserol , petroleum jelly , pewarna , pengawet , protein dan zat penstabi biasanya ditambahkan ke lotion
Selain dari penggunaan medis dan penggunaan dalam perawatan kulit, lotion sering digunakan sebagai pelengkap untuk membantu pijat , foreplay atau masturbasi . Hal ini tidak biasa untuk bahan obat yang sama untuk diformulasi ke dalam, lotion krim dan salep.
Kulit kering, Sejalan dengan usia, minyak pelumas pada lapisan kulit tangan   semaki berkurang.   Walhasil kuli tangan   tampak   kering   karena kehilangan kemampuannya untuk melembabkan.   Solusi tepat: Usai mencuci tangan dengan sabun, sebaiknya jangan biarkan kulit tangan terlalu lama kering. Segera aplikasikan hand lotion atau body lotion. Menurut dr. Tina, kulit akan cenderung lebih kering kalau kita sering berada di ruangan ber-AC, mandi dengan air hangat, dan jarang mengonsumsi air putih. Oleh karena itu, selalu sediakan hand atau body lotion di atas meja kerja atau di dalam tas. Aplikasikan juga krim tabir surya sebelum beraktivitas di luar ruangan. Sebab, paparan sinar UV bisa mengganggu produksi protein pada jaringan kulit dan membuat kulit jadi kering.
ü  Krim tangan berfungsi  :
1. Untuk melembutkan kulit
2. Mencegah kekeringan
3.Menghilangkan produk-produk limbah alami (biasanya minyak) oleh emulsifikasi dan    mendinginkan kulit. Banyak formulasi termasuk vitamin, wewangian atau obat

ü  Hand cream  harus berisi:
1. zat yang akan memberikan kelembaban
2. zat yang akan emulsi air
3. zat yang akan menghasilkan spreadibility
4.zat yang akan bertindak sebagai agen pengemulsi zat yang akan mengubah tekstur yang berisi butiran-butiran halus yang berfungsi sebagai pengamplas (abrasiver).
3.2.            Bebagai proteksi
A.                Proteksi terhadap polusi (polluntant protecting)
Kosmetika  yang melindungi kulit terhadap polusi adalah alas/dasar bedak (foundation).Bentuk sediaan alas/dasar kosmetik ini dapat berbentuk 1) bebas minyak (oil free) dengan bahan dasar air 2)minyak dalam air (water based) 3)air dalam minyak (oil based). Untuk memberikan nuansa kulit dirtambah dengan warna pigmen yang larut dalam bahan dasar tersebut dan untuk meningkatkan daya absorbsi (oil controlled) ditambah dengan bedak/dan kaolin
Dengan bahan dasar tersebut bentuk sediaan alas/dasar bedak dapat ditemukan dalam bentuk cair,krim ,bedak kocok,cake atau batang (stick).Bentuk khusus misalnya mousse (aerosol) atau souffle (krim kocok)
Berdasarkan bahan dasarnya dapat diperkirakan waktu pengeringan (play time) dan daya tahan pakai (wearability) kosmetika.Setelah dioles waktu pengeringan dari foundation yang bebas minyakl lebih cepat dari minyak dalam air,lebih cepat dari pada air dalam minyak dan paling lama yang bebas air.Sejajar dengan itu,daya tahan pakai kosmetika dasar bebas air lebih lama dari air dalam minyak.minyak dalam air dan air.Daya tahan kosmetika dapat sangat singkat (<1 jam),singkat (3 jam),sedang (4 jam ) dan lama (sampai 8 jam )
Berdasarkan bahan dasar tersebut dapat diperkirakan pada daya kilap (finish) kosmetika.Kandungan minyak yang rendah menyebabkan kosmetika ini kurang mengkilat (matte),disusul semi matte dan most matte
Berdasarkan penambahan bedak ,kaolin atau titanium oksida kosmetika dasar mempunyai sedikit daya menutupi/menyembunyikan cacat kulit (coverage) dan tabir surya.

B.                 Proteksi terhadap Ultraviolet (Ultraviolet Protecting)
Terhadap sinar ultraviolet manusia dapat melakukan berbagai cara untuk melindungi tubuhnya,memakain baju,topi,payung atau berlindung dibalik atap,tembok atau pepohonan.Namun perlindungan tersebut kadang-kadang tidak mencukupi karena selain alat pelindung masih bisa ditembus sinar tersebut,kita bisa mengunci diri tetap tinggal dibalik bayang-bayang penutup tadi dalam artimau tidak mau kita harus selalu bergerak dalam kehidupan sehari- hari.Lagipula sinar ultraviolet ternyata dapat dipantulkan oleh berbagaai benda dipermukaan bumi sehingga besar kemungkinan pantulannya akan mencapai kulit kita.
Oleh karena itu,dibuat kosmetika yang dapat menyaring sinar matahari (sun screen) atau bahkan yang dapatr menahan seluruh sinar matahari (sun block ) untuk mengurangi efek buruk sinar matahari tersebut.Kosmetika ini disebut kosmetika tabir surya. Ada 2 macam tabir surya.
1.                  Tabir surya kimia misalnya PABA.PABA ester,benzifenon,salisilat dan antranilat,yang dapat mengabsorpsi energi radiasi.Tabir surya kimia mengabsorbsi hampir 95%,radiasi sinar UVB yang dapat menyebabkan sunburn (eritma dan kerut) namun hampir tidak dapat menghalangi UVA penyebab direct tanning,kerusakan sel elastin,actinic skin damage dan timbulnya kanker kulit.
2.                  Tabir surya fisik;misalnya titanium dioksida,Mg silikat,seng oksida,red petrolatum dan kaolin,yang dapat memantulan sinar.Tabir surya fisik dapat menahan UVA maupun UVB.
Untuk mengoptimalkan kemampuan dari tabir surya sering dilakukan kombinasi antara tabir surya sering dilakukan kombinasi antara tabir surya kimia dan tabir surya fisik,bahkan ada yang menggunakan beberapa macam tabir surya dalam satu sediaan  kosmetika. Kemampuan menahan sinar ultraviolet dari tabir surya dinilai dalam faktor proteksi sinar (sun protecting factor/SPF) yaitu perbandingan antara dosis minimal yang diperlukan untuk menimbulkan eritema pada kulit yang diolesi oleh tabir surya dengan yang tidak.Nilai SPF iniberkisar antara 0 sampai 100,dan kemampuan tabir surya yang dianggap baik berada di atas 15.Pathak membagi tingkat kemampuan tabir surya sebagai berikut:
a.                   Minimal bila SPF antara 2-4 ,contoh salisilat,antranilat
b.                  Sedang,bila SPF antara 4-6,contoh sinamat,benzofenon
c.                   Ekstra,bila SPF antara 6-8 ,contoh derivat PABA
d.                  Maksimal,bila SPF antara 8-15,contoh PABA
e.                   Ultra,bila SPF lebih dari 15,contoh kombinasi PABA,non-PABA,dan fisik

3.3.Uji sifat Fisik cream
Uji sifat fisik krim meliputi pengujian secara organoleptis (bentuk, bau, dan warna); pH; homogenitas; viskositas; daya sebar; dan daya lekat.
A.                Uji Organoleptis
Dilakukan pengamatan terhadap masing-masing  krim yang meliputi bentuk, bau, dan warna (Akhtar et al., 2011).
B.                 Uji pH
Pengukuran   pH   dilakuka dengan   menggunaka pH   indikator universal. Pengukuran bertujuan untuk mengetahui tingkat keasaman atau kebasaan krim yang berpengaruh terhadap sifat iritasi kulit. Idealnya, pH krim adalah sesuai dengan pH kulit, yaitu berkisar 4,0-6,0 agar tidak menimbulkan iritasi pada kulit (Akhtar et al., 2011).
C.                 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk melihat penyebaran zat aktif dalam sediaan  krim.  Uji  homogenita dilakukan   dengan  mengamat warna sediaan  secara  visual  damelihat  apakah  terdapat  bagian-bagian  yang tidak tercampurkan dengan baik dalam krim. Krim tersebut dikatakan homogen jika terdapat persamaan warna yang merata dan tidak ditemukan partikel dalam krim (Ida & Noer, 2012).
D.                Uji Viskositas
Pengukuran  viskositas  dilakukan  dengan  menggunakan  viscometer VT-04E RION. Pengukuran bertujuan untuk mengetahui sifat aliran dari sediaan   krim Viskositas   menyataka besarny tahanan   yang   bisa mencegah  suatu cairan untuk  mengalir.  Semakin  tinggi viskositas  krim maka tahanan yang dimiliki pun semakin besar sehingga krim semakin sukar untuk mengalir (Sinko, 2011).
E.                 Uji Daya Sebar
Pengujian daya menyebar dilakukan untuk mengetahui kualitas daya menyebar krim saat dioleskan pada kulit. Semakin besar daya menyebar maka sifat fisik krim semakin baik (Voigt, 1984).

F.                  Uji daya lekat

Pengukuran daya melekat bertujuan untuk mengetahui kualitas daya melekat  krim  pada  kulit.  Hatersebut  akan  berhubungan  dengan  lama waktu  kontak  kridengan  kulit  hingga  efek  terapi  yang  diinginkan tercapai (Voigt, 1984).

3.4.            Bahan pada handcream
Bahan-bahan yang digunakan pada pembuatan hand cream/lotion

1.  Emolient (Bahan pelunak/pelembut)

2.  Barrier agent (Bahan pelindung)


3.  Healing agent (Bahan berkhasiat)

4.  Humectans (Bahan pelembab)

5.  Thickeners dan Film Farmer (Bahan pengental-pembentuk selaput)

6.  Emulgator

7.  Pengawet

8.  Pewangi

9.  Pewarna


1. Emolient

•   Lanolin dan derivatnya

•   Sterol

•   Phospholipid

•   Hydrokarbon

•   Asam lemak, ester asam lemak

•   Ester asam lemak dan alcohol

Lanolin banyak digunakan, bersifat hidrofob dan adhesive baik sebagai pelunak. Jumlah yang digunakan tidak lebih 5 %
Liquid Lanolin = Lanogen, viscolan, argolol 600 lebih baik dari lanolin karena :

•   Lebih melekat

•   Lebih mudah larut dalam hidrokarbon walau temperatur rendah

•   Dapat diberikan dalam konssentrasi lebih tinggi

•   Lebih mudah pengerjaannya dalam formulasi

Lanolin Wax = Waxolon

Lanolin alcohol


Sterol :  yang digunakan Cholestrol, efektif terhadap pengobatan karena iritasi,  kulit kering dan lapisan tanduk yang rusak
Pemakaian  Cholestrol  lebih baik karena :

a)  Permukaan  kulit  ditutupi  oleh  lapisan  lemak  yang  terdiri  dari  lililn,

Cholestrol, dan esternya

b)  Pada  analisa  lemak  permukaan  kuli ternyata  mengandung  2,5   %

Cholestrol, dan 2,5 % esternya

c)  Cholestrol yang terdapat pada permukaan kulit bersifat hidrofilik d)  Mudah terpenetrasi ke dalam kulit
e)  Merupakan emulgator yang baik Phospholipid : yang biasa dipakai Lechitin, kadar 1 2 % Hidrokarbon : yang dipakai adalah
•   Petrolatum

•   Minyak mineral

•   Paraffin

•   Ozokerite

Memberikan selaput yang bersifat hidrofob pada kulit

Asam asam lemak : asam stearat 1 20 % Ester asam lemak :
•   Butyl stearat

•   Iso propil stearat, palmitat, miristat 2 10 %

•   Glyceril monostearat

•   Propylen glycol monostearat, ethylen glycol monostearat




* konsentrasi yang digunakan

0,5 5 % untuk hand cream

1 10 % untuk hand lotion

•   Ester asam lemak sintetis

Hexa decyl stearat

Lactat ester

Decyl oleat, iso decyl oleat




2.  Barrier agent (Bahan. pelindung)

Gunakanya untuk melindungi kulit dari kehilangan air  yang berlebihan pada lapisan tanduk
Bahan-bahan yang digunakan :

•   Petrolatum

•   Paraffin

•   Ozo kerite

•   Cera

•   Methyl cellulosa

•   Na. CMC

•   Na. alginat

•   Tragacanth

•   Veegum

•   ZnO , Ti02, Zn strearat


3.  Healing agent (Bahan berkhasiat)

Retak-retak  pada  kulit  sering  menimbulkan  rasa  sakit  karena  itu  beberapa  produk menggunakan healing agent yang dapat merangsang pertumbuhan jaringan
Contoh : Allantoin                 0,01    -          1 % Urea                         3         -          5 %
4.  Humectans (Bahan pelembab)

Gunanya untuk mengatur kelembaban sediaan baik dalam wadah ataupun pemakaiannya pada kulit. Yang banyak digunakan adalah : glycerol, propylen Glikol, Sorbitol
Perbedaan ke 3 bahan ini :

1.  Pada BM, Viscositas, Derajat penguapan

a)  Propylen  Glicol  mempunyai  BM  dan  Viscositas  rendah  dan  mudah menguap
b)  Glycerol  mempunyai  BM  dan  Viscositas  >  dari  Propylen  Glicol  dan derajat penguapannya lebih rendah
c)  Sorbitol mempunyai BM dan Viscositas yang tinggi tetapi tidak menguap

2.  Pengaruhnya terhadap penguapan air dalam hand cream tipe m/a a)  Hand cream tipe sabun asam strearat
•   Sorbitol dengan konsentrasi 2 20 %, pada kelembaban 30, 50, 70 %

menahan kelembaban lebih efektif daripada sorbitol dan glycerol b)  Hand cream tipe m/a tipe non ionik
    Pada kelembaban 30 % propylen glicol dengan konsentrasi 2, 5, 10, dan 20 % menahan kelembaban lebih efektif dari pada sorbitol dan glicerol


3.  Hand Cream tipe m/a ---------> Konsistensi

•   Dengan glicerol mempunyai konsistensi keras

•   Dengan sorbitol mempunyai konsistensi sedang

•   Dengan proplinglikol mempunyai konsistensi lunak

4.  Hand lotion tipe m/a ---------> Konsistensi

•   Dengan glicerol, lotion yang dihasilkan mempunyai daya alir yang baik

    Dengan  propilen  glikol  dan  sorbitol,  lotion  yang  dihasilkan  cenderung membentuk gel
Contoh humectant lain yang dapat digunakan : Poly Oxy ethylen glicerol, Poly

Oxy ethylen sorbitol, Poly Oxy ethylen glicol, manitol, glukosa, Na laktat

5.  Pengental dan Pembentuk Selaput

Berasal dari bahan alam dan senyawa sintetis. Biasanya digunkan dengan kadar air lebih kecil 1%.
Contoh : Gom, Alginat, Derivat Cellulosa, Hidroxypropyl cellulosa, Veegum

Contoh dari senyawa sintetis :

    Carbopol -----> membentuk gel bila bereaksi dengan alkali atau senyawa- senyawa amine
    PVP (poly Vinyl Pyrolidon) ----> pembentuk selaput yang baik dan dapat membentuk koloid pelindung, menstabilkan emulsi dan detoxicant.
6.  Emulgator : Emulgator yang digunakan pada Hand Cream dan Lotion dapat dibagi menjadi 3 golongan yaitu :
•   Anionik

•   Kationik



•   Non ionik

a Anionik : 75 % formulasi hand cream dan lotion menggunakan emulgator tipe ini

Contoh :

    K-stearat, Na stearat, amin-stearat, TEA stearat, Na Lauryl sulfat, Na cetyl sulfat. Semuanya merupakan hidrofilik yang kuat dan membentuk emulsi m/a
•   Glycerol monostearat

     TEA  stearat  sering  digunakan  dalam  formulasi  hand  lotion    dengan konsentrasi  0,5  %  -  3  %,  menghasilkaemulsi  stabil  tetapi  setelah beberapa lama cenderung menjadi kental dan membentuk gel. Untuk mencegah dikombinasi dengan fatty alcohol (Oleyl Alcohol, Hexa Decyl Alcohol) atau glycerol monostearat. Dapat juga dikombinasi dengan Na Lauryl Sulfat atau 10 20 % minyak mineral
     Na  Stearat  sebagai  emugator  menghasilkan  cream  yang  mula   mula sanga keras,   setela bebrapa   wakt konsistensi   lebi lunak.   Ini disebabkan tidak larutnya Na stearat dalam air pada temperatur rendah. Karenanya  Na  stearat  dipakai  dalam  jumlah  sedikit  dan  dikombinasi dengan stearat lain yang lebih besar kelarutannya.
     Ammonium Stearat dan garam garam amin dari asam lemak biasanya menghasilkan cream  yang    putih daberubah menjadi kuning karena pengocokan dimana perubahan dipercepat dengan adanya sedikit logam logam seperti Fe. Juga temperatur pembuatan mempengaruhi perubahann warna, karena itu dianjurkan temperatur rendah.


b.  Kationik

Emulgator ini sedikit saja digunakan. Pemakaiannya :

•   Cenderung menghasilkan emulsi dengan pH asam

•   Akan merusakkan protein pada pH asam

Contoh : N.Pyridinium Chloride, Alkyl Dimethyl Benzyl Ammonium Chloride,

Cetyl Pyridinium Chloride

c Non Ionik

Emulgator  ini  berbeda  dengan  tipe  anionik  dan  kationik,  tidak  terionisasi. Keadaan ini memungkinkan untuk dicampur dengan emulgator non ionik lainnya dan emulgator anionik dan elektrolit elektrolit. Pada sediaan sediaan dengan konsentrasi elektrolit yang tinggi dipakai emulgator non ionik. Banyaknya sekarang  sediaan  hand  cream/lotion  yang  menggunakan emulgator  non  ionik sebagai tambahan disebabkan :
1)  Dalam hand cream, emulgator non ionik tidak cenderung membentuk kerak pada permukaan sediaan.
2)  Hand cream tipe m/a dengan emulgator non ionik pada penguapan air hanya sedikit penyusutan.
3)  Tidak cenderung membeku

4)  Dapat bercampur dengan bahan germicida yang bersifat kationik

5)  Dapat diformulasi untuk hand cream/lotion yang bersifat asam, netral, atau basa.
Contoh : Poly Oxy Etylen Lauryl Alcohol, Poly Oxy Etylen stearat, Poly

Oxy Etylen sorbitan monostearat, Poly Oxy Etylen glycol monostearat,


sorbitan monostearat, glyceryl monostearat, prolylen glycol monostearat,

ethoxylated lanolin, ethoxylated lanolin alcohol, ethoxylated cholesterol

7.     Pengawet

Karena sediaan hand cream/lotion mengandung air dan bahan bahan yang dapat dirusakkan oleh mikroorganisme maka haruslah ditambahkan pengawet. Pengawet yang digunakan haruslah :
•   Efektif terhadap semua jenis mikroorganisme

•   Larut dalam konsentrasi yang digunakan

•   Tidak toksis

•   Tidak mempengaruhi bau, warna, pH sediaan

•   Harga relatif murah

•   Efeknya dapat bertahan lama

Pemilihan jumlah dan jenis pengawet harus diperhatikan pengaruh terhadap emulsi.
Misalnya :

Emulsi tipe non ionik dipengaruhi oleh derivat fenol dengan terbentuknya kompleks. Tipe non ionik lebih baik memakai pengawet asam sorbat.
Garam   garam  ammonium  kwarterner  yaitu  pengawet  kationik  tidak dapat bercampur dengan emulsi tipe anionik
Beberapa waktu yang lalu bermacam macam jenis pengawet dipakai misalnya asam benzoat, asam sorbat, K sorbat, Na propionat, yang hanya efektif pada media asam, tidak efektif pada media basa. Asam salisilat tidak digunakan lagi karena mengiritasi kulit. Yang baik digunakan yaitu :


Ester P-hydroxy Benzoat, dimana efektifitasnya 2 3 kali asam benzoat dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Misalnya : methyl, prophyl, Butyl P-hydroxy Benzoat, untuk methyl P-hydroxy Benzoat dipakai konsentrasi 0,1 0,2 % pada hand lotion .
Menurut Deakers” untuk hand lotion   dengan pelarut air dipakai Methyl P- hydroxy Benzoat 0,12 % dan pelarut minyak 0,1 %. Pada hand cream dengan fase minyak yang cukup tinggi pengawet ditambahkan 0,25 % larutkan dalam air dan
0,05 % propyl P-hydroxy Benzoat ditambah ke fase minyak.

Atau   0,15 % methyl + 0,05 % propyl P-hydroxy Benzoat + 0,02 % butyl P- hydroxy Benzoat.
Methyl P-hydroxy Benzoat ke dalam air 600 C

propyl P-hydroxy Benzoat dan butyl P-hydroxy Benzoat ditambahkan ke fase minyak
8.    Pewangi : pemilihan pewangi didasarkan pada kelarutannya dalam sediaan dan pengaruhnya terhadap stabilitas emulsi. Beberapa minyak esensial, aroma sintetis bersifat surface./ senyawa – senyawa seperti terpineol, hydoxy citronellol, geraniol, eugenol, phenyl acetadehyde mempengaruhi konsistensi dan stabilitas emulsi dengan emulgator anionik atau non ionik.
Bahan bahan pewangi dapat dibagi 3 golongan :

a)  Pewangi  sintetis  :  terpineol,  phenyl  etyl  alcohol,  geraniol,  hydoxy citronellol amylcinnamic aldehyde
b)  Minyak   minyak  essensial  :  minyak  mawar/  oleum  rosarum,  oleum lavender.


c)  Campuran minyak minyak pewangi

9.   Zat warna : warna memberi efek psikologi terhadap sediaan. Menurut penelitian ternyata hand cream/lotion yang diberi warna merah muda dan biru muda lebih disenangi dari pada yang tidak diberi warna atau putih
Pada pemilihan zat warna haruslah diperhatikan :

a)     Tipe emulsi sediaan

m/a diber zat warna yang larut dalam air

a/m diberi zat warna yang larut dalam minyak

b)     Stabilitasnyterhadap  cahaya,  adanya  ion   ion  logam,  oksidator  dan reduktor. Beberapa minyak pewangi mengandung reduktor yang dapat menghilangkan warna sediaan, terutama pada media alkalis
c)     pH : umumnya pH hand cream/lotion 5 8 tetapi beberapa emulgator kationik pHnya 2



Zat zat warna yang baik digunakan :

1.  Merah :

FD & C Red No 1

D & C Red No 19

D & C Red No 33

2.  Biru :

FD & C Biru No 1

D & C Biru No 4

3.  Kuning


   D & C Yellow No 5

D & C Yellow No 6

4.  Hijau

D & C Green No 5
 


3.5.            Formulasi

No
Nama bahan
fungsi
Formula (%)
I
II
III
IV
1
Allantoin
Zat aktif
-
-
qs
1
2
As.Retinoat
Zat aktif
-
-
-
0,05
3
Dimetil sulfide
(DMSO)
Penetrasi
-
-
-
15
4
cholesterol
Emollient
-
7,0
7,0
4
5
PEG
Emulgator
-
-
-
5
6
petrolatum
Barrier agent
-
42,5
-
10
7
Cethyl alcohol
Emulgator
0,8
2,0
-
-
8
Anhydrous lanolin
Fase minyak
-
4,0
5
-
9
Stearic acid
Fase minyak
20,0
-
10
-
10
TEA stearat
emulgator
-
2
-
-
11
Glycerol
Humektan
5,0
-
-
5
12
Sorbitol liquid
Fase air
-
2,0
2,0
-
13
nipagin
Pengawet
0,2
0,2
0,2
-
14
Nipasol
Pengawet
0,05
0,05
0,05
0,05
15
Perfume
pengharum
0,2
0,2
0,2
0,2
16
Tokoferol
antioksidan
-
-
-
1
17
Air

Ad 100
Ad 100
Ad 100
Ad 100


PEMBAHASAN :

1)      menggunakan allantoin (untuk merangsang pertumbuhan jaringan) dan asam retinoat (untuk menormalkan poliferasi epidermal dan keratolitik ringan) sebagai zat aktifnya.
2)      Zat pengemulsi yang digunakan adalah surfaktan golongan nonionic karena emulgator non ionik (PEG) cenderung tidak membentuk kerak pada permukaan sediaan, tidak mudah membeku, dapat diformulasi untuk hand cream/lotion yang bersifat asam, netral, atau basa.
3)      Zat penetrasi (DMSO) digunakan untuk membantu penyerapan atau absorpsi dari allantoin. Sehingga efek allantoin untuk merangsang pertumbuhan jaringan semakin maksimal.
4)      Untuk mencegah terjadinya dehidrasi lebih lanjut digunakan petrolatum (vaselin) sebagai bahan pelindung (barier agent).


prosedur
a)      Disiapkan alat dan bahan.
b)      Ditimbang masing-masing bahan.
c)      Dipanaskan air hingga suhu 70-800 C.
d)     Dilarutkan semua fase air dengan air yang sudah dipanaskan.
e)      Dilebur semua fase minyak dalam wadah terpisah hingga homogen.
f)       Campur fase minyak dengan fase air dalam wadah yang hangat, lalu aduk secara konstan hingga terbentuk sediaan cream.
g)      Ditambahkan Tokoferol dan parfume pada suhu + 40-50 oC, lalu aduk hingga homogen.
h)      Dilakukan Evaluasi terhaap sediaan.

Untuk memperoleh sifat sifat di atas maka :
1.      Diperlukan satu atau lebih emolient untuk melembutkan kulit
2.      Diperlukan dasar cream vanishing penggunaan alkohol dapat membantu efek vanishing pada formulasi hand/lotion
3.      Pemilihan kombinasi yang tepat lilin, minyak dan humectant dapat mencegah retak retak pada pemakaian
4.      Pemilihan bahan bahan padat yang sesuai
5.      Untuk memilih bahan antiseptik hendaknya diketahui lebih dahulu apakah emulsi bersifat anionik, kationik atau non ionik karena beberapa bahan anti septik diinaktifktan oleh emulsi yang bersifat anionik



6.            Bahan pewangi harus dapat dicampurkan dan larut
7.            Pada pemilihan zat warna harus diperhatikan adanya senyawa reduktor, pengaruh cahaya dan tipe emulsi

Hal hal yang perlu diperhatikan pada pembuatan :

1.       Kecepatan penambahan satu fase ke fase lain mempengaruhi stabilitas cream

2.       Kecepatan pengocokan ------> konsistensi cream

3.      Penyimpanan :

a)  Jika panas/tempat panas :

•   cream yang putih ------> kuning

•   cream dengan stearat ------> berwarna mutiara

•   konsistensi lunak
b)  Jika di tempat dingin :
•   Pada 5 150 C terpisah tetesan air pada permukaan cream


Pada hand lotion  perlu diperhatikan stabilitas emulsi/cair. Masalah yang sering terjadi yaitu kecenderungan membentuk gel pada tipe stearat.Untuk mencegahnya dengan cara :
1.                  Hindarkan pemakaian ester asam lemak poly alkohol yang berlebih, misalnya glycerol monostearat atau fatty alcohol seperti cetyl alcohol.
Biasanya untuk hand lotion  tipe stearat bahan bahan cukup 0,5 %, sedang hand lotion  tipe stearat yang mengandung alkohol (C2H5OH) pemakaian cetyl alcohol > 1 %
2.                  Tambahkan 10 % minyak minyak mineral
3.                  Tambahkan 0,1 0,5 % alkyl sulfat seperti Na lauryl sulfa


BAB IV
PENUTUP



4.1.            kesimpulan

Krim tangan dan badan adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud melindungi kulit supaya tetap halus dan lembut, tidak kering bersisik dan mudah pecah. Berbagai faktor baik dari luar tubuh maupun dari dalam tubuh dapat mempengaruhi struktur kulit misalnya udara kering, sinar matahari, usia lanjut, berbagai penyakit kulit dsb. Oleh pengaruh faktor-faktor tersebut kulit dapat menjadi lebih kering akibat kehilangan air oleh pernguapan Sebenarnya secara alamiah kulit dapat melindungi diri dengan adanya tabir lemak di atas kulit yang didapat dari kelenjar lemak dan kelenjar keringat dari kulit serta adanya lapisan kulit luar yang berfungsi sebagai sawar kulit. Namun dalam kondisi tertentu faktor perlindungan alarniah tidak mencukupi karena itu dibutuhkan perlindungan tambahan dengan memberikan kosmetika pelembab kulit.

Comments

Popular posts from this blog

MAKALAH Iodo - Iodimetri

Iodo-Iodimetri BAB I PENDAHULUAN I.1  Latar Belakang Titrasi iodometri dan iodimetri adalah salah satu metode titrasi yang didasarkan pada reaksi oksidasi reduksi. Metode ini lebih banyak digunakan dalam analisa jika dibandingkan dengan metode lain. Alasan dipilihnya metode ini karena perbandingan stoikometri yang sederhana pelaksanannya praktis dan tidak benyak masalah dan mudah. Iodimetri adalah jika titrasi terhadap zat-zat reduktor dengan titrasi langsung dan tidak langsung. Dilakukan percobaan ini untuk menentukan kadar zat-zat oksidator secara langsung, seperti yang kadar terdapat dalam serbuk vitamin C. Titrasi tidak langsung iodometri dilakukan terhadap zat-zat oksidator berupa garam-garam besi (III) dan tembaga sulfat dimana zat-zat oksidator ini direduksi dahulu dengan KI dan iodin dalam jumlah yang setara dan ditentukan kembali dengan larutan natrium tiosulfat baku. Dalam bidang farmasi metode ini digunakan untuk menentukan kadar zat-zat yang mengandung oksi

Reseach and Development (R&D)

1.       Departemen Reseach and Development (R&D) Departemen R&D merupakan Inti ( Core ) dari industri farmasi. Penelitian yang dilakukan R&D terkait dengan inovasi produk baru dan perubahan formula produk lama dengan tujuan meningkatkan mutu, stabilitas dan kenyamanan suatu produk.penelitian dan pengembangan terhadap produk selalu dilakukan secara berkesinambungan mengikuti Trend ilmu pengetahuan, teknologi dan regulasi. Dalam pengembangan produk terbagi dalam 3 bagian: 1)       Formulasi Development (ForDev) Formulasi Development (ForDev) bertugas dalam pengembangan formulasi, mentransfer formula ke proses, dan pengembangan produk. Apabila formula tersebut memenuhi syarat , formula tersebuut akan doiserahkan kepada bagian AnDev untuk dianalisa. 2)       Analytical Development (AnDev) Analytical Development (AnDev) bertugas dalam pengembagan analisa produk baik itu bahan baku ataupun bahan tambahan yang telah disusun oleh tim ForDev. Outputnya adalah met

Makalah ANTIDIABETES

MAKALAH TOKSIKOLOGI TOKSIKOLOGI ANTIDIABETES BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Diabetes melitus merupakan penyakit yang ditandai dengan terjadinya hiperglikemi di dalam tubuh. Sebagian besar orang-orang menyebutnya dengan penyakit kencing manis. Biasanya para penderita DM akan disertai dengan berbagai gejala seperti poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan  berat badan. Apabila tidak dilakukan perawatan dan pengontrolan pengobatan yang baik pada penderita DM, maka akan menyebabkan berbagai penyakit menahun seperti serebrovaskular, penyakit jantung koroner, penyakit  pembuluh darah tungkai dan lain sebagainya. Penyebab diabetes dapat disebabkan berbagai hal seperti keturunan, pola hidup yang tidak sehat, dan lain-lain. Penderita diabetes pun setiap tahunnya semakin bertambah. S ejalan dengan perubahan gaya hidup termasuk pola makan masyarakat Indonesia diperkirakan penderita d iabetes melitus ini semakin meningkat, terutama pada kelompok umur dewasa keata