Skip to main content

CMC (Carboxymethyl Cellulose)



Carboxymethylcellulose (CMC) terdapat dua bentuk garam, yaitu Calcium dan Natrium. Sehingga terkadang disebut CMC-Na dan CMC-Ca.

Kegunaan secara umum :
Coating agent, stabilizing agent, suspending agent, tablet and capsule disintegrant, tablet binder, viscosity-increasing agent, water-absorbing agent.


Aplikasi dalam bidang Farmasi :

1.      CMC-Ca
CMC-Ca digunakan dalam formulasi tablet, sebagai pengikat, diluent, dan desintegrant. Walaupun CMC-Ca tidak larut di dalam air, namun merupakan zat yang efektif sebagai desintegrant/penghancur pada tablet karena ia akan mengembang dari bentuk dasarnya ketika kontak dengan air. Pada tablet, konsentrasi CMC-Ca 15% w/w, apabila lebih dari konsentrasi ini, kekerasan tablet akan berkurang.

CMC-Ca digunakan juga sebagai suspending agent atau agen peningkat viskositas pada sediaan oral dan topikal.

Dosis penggunaan :

Kegunaan
Konsentrasi (%)
Pengikat Tablet
5-15
Desintegrant pada Tablet
1-15

2.      CMC-Na
CMC-Na digunakan secara luas pada produk oral dan topikal untuk peningkat viskositas nya. CMC-Na juga digunakan sebagai pengikat tablet dan desintegrant pada tablet, juga sebagai penstabil emulsi.

CMC-Na dalam konsentrasi tinggi (3-6%) digunakan untuk produksi gel yang dapat berguna sebagai basis pasta. Glikol juga terkadang termasuk ke dalam gel untuk mencegah gel menjadi kering. CMC-Na digunakan sebagai self-adhesive dan untuk menyerap eksudat atau air transepidermal dan keringat dari luka. Sifat CMC-Na yang mukoadhesif ini digunakan dalam design produk untuk mencegah adhesi dari jaringan post-surgical dan untuk melokalisasi dan modifikasi kinetik yang dilepaskan dari zat aktif yang diaplikasikan pada membran mukosa dan untuk perbaikan tulang. Enkapsulasi dengan CMC-Na dapat berefek pada proteksi obat dan penghantara obat. CMC-Na juga dilaporkan merupakan agen cyto-protective.

CMC-Na digunakan juga dalam kosmetik, toiletries, surgical prosthetics dan incontinence, personal hygiene dan produk makanan.

Kegunaan
Konsentrasi (%)
Agen pengemulsi
0.25-1.0
Agen pembuat gel
3.0-6.0
Injeksi
0.05-0.75
Larutan Oral
0.1-1.0
Pengikat tablet
1.0-6.0

Kegunaan CMC dalam industri Makanan :
1.      Pengental : CMC dapat membentuk viskositas tinggi pada konsentrasi rendah
2.      Retensi air : CMC merupakan pengikat air, dapat meningkatkan shelf life dari makanan
3.      Suspending agent : CMC bekerja sebagai emulsifier dan penstabil suspensi, misalnya dalam mengontrol ukuran kristal es
4.      Pembentuk lapisan film : CMC dapat membentuk lapisan film pada makanan yang digoreng
5.      Stabilitas kimia : CMC resistant terhadap panas, cahaya, jamur dan merupakan bahan kimia yang sering digunakan

Kegunaan CMC dalam bidang lain :
1.      Pasta gigi : CMC memiliki rheologi dan tiksotropik yang baik
2.      Industri textile printing : Pada industri textile, CMC-Na digunakan sebagai pengental dan bahan pengemulsi sehingga membantu untuk mencampur warna hingga seragam pada suhu tinggi dan juga menstabilkan suspensi zat warna dan mencegah terbentuknya sedimen saat disimpan
3.      Industri Minyak (CMC Technical Grade) : Efek CMC dalam mengontrol Fluid Loss berguna pada bidang perminyakan, terutama pada saat belum ditemukan dosis penggunaannya
4.      Industri Keramik : CMC bekerja sebagai suspending agent dan meretensi air pada keramik, namun belum ditemukan dosis penggunaannya
5.      Bakery : CMC digunakan sebanyak 0.25-0.75% dari terigu. CMC digunakan sebagai pengental dan penstabil karena kerjanya yang mengikat air sehingga dapat memperpanjang shelf life.

Kegunaan CMC dalam food :
1.      Selai = Penggunaan CMC pada selai dianjurkan antara 0.05-1.5% dari total berat selai tersebut. CMC dalam selai bekerja untuk meningkatkan konsistensi, stabilitas, kemampuan mengalir dan kemampuan membentuk gel (gelling properties)/ mengental. Pengental yang biasa digunakan dalam selai selain CMC adalah pektin, namun CMC memiliki kelebihan lebih mudah larut pada air panas maupun dingin daripada pektin.
2.      Ketchup (Saus) = CMC lebih dipilih sebagai pengental dibandingkan dengan starch. CMC dalam sauce digunakan sebanyak 0.75-1.25% sedangkan penggunaan starch pada tomato ketchup 3-4%. Berdasarkan evaluasi secara sensori, hasil produk yang menggunakan CMC lebih disukai dibandingkan dengan penggunaan starch.
3.      Minuman = CMC bekerja sebagai penstabil emulsi pada minuman yang mengandung lemak dan protein. Terutama pada produk yang memiliki pH rendah, protein yang terkandung didalamnya cenderung mudah terkondensasi. CMC sebagai stabilizer pada minuman digunakan sebanyak 10-80% dari berat total minuman. Kemampuan CMC dalam menghidrasi dan memberikan viskositas secara cepat dalam sistem larutan digunakan pada minuman bubuk instan. CMC yang digunakan pada minuman bubuk bukan bentuk CMC yang memiliki viskositas yang tinggi karena apabila digunakan CMC dengan viskositas yang tinggi akan memberikan hasil produk yang “fish eye”.
4.      Mie = digunakan sebagai pengembang dan pengikat mie agar tidak mudah patah. Penggunaan CMC yang dibutuhkan sekitar 0.2%. CMC juga digunakan untuk meningkatkan tekstur dan rehidrasi dari mie. Mie yang menggunakan CMC dapat meningkatkan tekstur mie sehingga lebih terasa halus.
5.      Produk Daging = Pada daging, CMC digunakan untuk meningkatkan konsistensi dan tekstur dari produk olahan daging.
6.      Ice Cream = CMC digunakan sebagai stabilizer pada ice cream. CMC-Na larut dalam air dan merupakan polisakarida anionik. CMC dapat membentuk gel yang lemah apabila digunakan secara tunggal, namun penggunaannya baik dengan kombinasi dengan karageenan, locust bean gum, atau guar gum. Campuran ini merupakan stabilizer yang kuat dan hanya membutuhkan 0.1-0.2% dalam bentuk campuran. CMC juga dapat meningkatkan kekenyalan pada ice cream.
7.      Campuran dalam Kue = CMC digunakan untuk meningkatkan retensi kelembaban pada kue, berperan juga dalam mengontrol viskositas batter dan meningkatkan volume.
 

Comments

  1. Numpang promo ya Admin^^
    ayo segera bergabung dengan kami di ionqq^^com
    dengan minimal deposit hanya 20.000
    add Whatshapp : +85515373217 ^_~

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

MAKALAH Iodo - Iodimetri

Iodo-Iodimetri BAB I PENDAHULUAN I.1  Latar Belakang Titrasi iodometri dan iodimetri adalah salah satu metode titrasi yang didasarkan pada reaksi oksidasi reduksi. Metode ini lebih banyak digunakan dalam analisa jika dibandingkan dengan metode lain. Alasan dipilihnya metode ini karena perbandingan stoikometri yang sederhana pelaksanannya praktis dan tidak benyak masalah dan mudah. Iodimetri adalah jika titrasi terhadap zat-zat reduktor dengan titrasi langsung dan tidak langsung. Dilakukan percobaan ini untuk menentukan kadar zat-zat oksidator secara langsung, seperti yang kadar terdapat dalam serbuk vitamin C. Titrasi tidak langsung iodometri dilakukan terhadap zat-zat oksidator berupa garam-garam besi (III) dan tembaga sulfat dimana zat-zat oksidator ini direduksi dahulu dengan KI dan iodin dalam jumlah yang setara dan ditentukan kembali dengan larutan natrium tiosulfat baku. Dalam bidang farmasi metode ini digunakan untuk menentukan kadar zat-zat yang mengandung oksi

Reseach and Development (R&D)

1.       Departemen Reseach and Development (R&D) Departemen R&D merupakan Inti ( Core ) dari industri farmasi. Penelitian yang dilakukan R&D terkait dengan inovasi produk baru dan perubahan formula produk lama dengan tujuan meningkatkan mutu, stabilitas dan kenyamanan suatu produk.penelitian dan pengembangan terhadap produk selalu dilakukan secara berkesinambungan mengikuti Trend ilmu pengetahuan, teknologi dan regulasi. Dalam pengembangan produk terbagi dalam 3 bagian: 1)       Formulasi Development (ForDev) Formulasi Development (ForDev) bertugas dalam pengembangan formulasi, mentransfer formula ke proses, dan pengembangan produk. Apabila formula tersebut memenuhi syarat , formula tersebuut akan doiserahkan kepada bagian AnDev untuk dianalisa. 2)       Analytical Development (AnDev) Analytical Development (AnDev) bertugas dalam pengembagan analisa produk baik itu bahan baku ataupun bahan tambahan yang telah disusun oleh tim ForDev. Outputnya adalah met

Makalah ANTIDIABETES

MAKALAH TOKSIKOLOGI TOKSIKOLOGI ANTIDIABETES BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Diabetes melitus merupakan penyakit yang ditandai dengan terjadinya hiperglikemi di dalam tubuh. Sebagian besar orang-orang menyebutnya dengan penyakit kencing manis. Biasanya para penderita DM akan disertai dengan berbagai gejala seperti poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan  berat badan. Apabila tidak dilakukan perawatan dan pengontrolan pengobatan yang baik pada penderita DM, maka akan menyebabkan berbagai penyakit menahun seperti serebrovaskular, penyakit jantung koroner, penyakit  pembuluh darah tungkai dan lain sebagainya. Penyebab diabetes dapat disebabkan berbagai hal seperti keturunan, pola hidup yang tidak sehat, dan lain-lain. Penderita diabetes pun setiap tahunnya semakin bertambah. S ejalan dengan perubahan gaya hidup termasuk pola makan masyarakat Indonesia diperkirakan penderita d iabetes melitus ini semakin meningkat, terutama pada kelompok umur dewasa keata