Skip to main content


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Psikotropika adalah obat yang bekerja dan mempengaruhi fungsi psikis dan proses mental. Psikotropika terbagi 4 bagian yaitu Antipsikosis (gangguan mental), Antiansietas (perasaan cemas), Antidepresi (perasaan putus asa), dan Psikotogenik (halusinasi).
Antipsikosis adalah dapat mengobati gangguan mental pada penderita skizoprenia mengatasi agresivitas, hiperaktivitas dan labilitas emosinal pasien psikosis. Antipsikotik menghambat dopamin pada otak sehingga memulihkan gejala psikotik dan menghambat daerah pemicu kemoreseptor dan pusat muntah (emetik) pada otak sehingga menghasilkan efek antiemetik. Dosis besar tidak menyebakan anestesi/koma.
Antiansietas = sedatif-hipnotik yang berguna dalam pengobatan sistomatik penyakit psikoneurosis yang didasari perasaan cemas dan ketegangan mental.
 Antidepresi adalah obat untuk mengatasi depresi mental yang biasanya mendadak dan adanya kejadian pencetus.
Psikotogenik adalah obat yang dapat menimbulkan kelainan tingkah laku rasa takut disertai halusinasi, ilusi,gangguan cara fikir dan perubahan alam perasaan jadi dapat menimbulkan psikokis.

1.2 TUJUAN
·         Untuk menyelesaikan makalah Farmakologi
·         Untuk mengetahui pengertian obat psikotropika
·         Untuk mengetahui golongan obat psikotropika
·         Untuk mengetahui pengaruh psikotropika dengan SSP
·         Untuk mengetahui macam-macam obat psikotropika





BAB II
ISI

2.1  PENGERTIAN PSIKOTROPIKA
NAPZA (Narkotika, Psikoropika, Zat Adiktif) atau NARKOBA (Narkotika dan Obat Berbahaya) sudah tidak asing lagi bagi masyarakat, kedua istilah ini sering dipakai untuk menyebutkan jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan mental dan perilaku.
Menurut UU RI no 5/1997, Psikotropika adalah obat baik alamiah maupun buatan, bukan narkotika yang bersifat atau berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku. Psikotropika merupakan bahan alami atau buatan yang digunakan untuk pengobatan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Efek yang dapat ditimbulkan oleh psikotropika adalah depresant (menenangkan), stimulant (memberi penguatan), dan halusinogen (menimbulkan dunia hayalan). Zat adiktif adalah zat yang apabila dikonsumsi secara teratur, sering dan dalam jumlah yang banyak dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi). Zat adiktif yang dimaksud disini adalah zat yang berpengaruh psikoaktif diluar yang disebut narkotika dan psikotropika.

2.2  MACAM-MACAM PSIKOTROPIKA

PSIKOTROPIKA   Berdasar pasal 2 ayat 2 Undang-Undang republik Indonesia No 5 Tahun 1997 tentang psikotropika, psikotropika digolongkan menjadi 4 golongan, yaitu:
 1. Psikotropika Golongan I adalah jenis psikotropika yang mempunyai daya menimbulkan ketergantungan tertinggi, hanya digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan, tidak untuk pengobatan (seluruhnya ada 14 jenis), a. MDMA (Ecstacy)  b. Psilobisin dan Psilosin, zat yang didapat dari sejenis jamur yang tumbuh di Mexico.  c. LSD (Lysergic Diethylamide). d. Mescaline, dilmu pengetahuaneroleh dari sejenis kaktus yang tumbuh di daerah Amerika Barat.
2. Psikotropika Golongan II adalah kelompok psikotropika yang mempunyai daya menimbulkan ketergantungan menengah, digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan pengobatan (seluruhnya ada 14 jenis), antara lain : a. Amphetamine (Shabu - shabu) b. Metaqualon
3. Psikotropika Golongan III adalah jenis psikotropika yang mempunyai daya menimbulkan ketergantungan sedang, mempunyai khasiat, digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan pengobatan (seluruhnya ada 9 jenis), antara lain: a. Amobarbital b. Flunitrazepam c. Pentobarbital
4. Psikotropika Golongan IV adalah jenis psikotropika yang mempunyai daya menimbulkan ketergantungan rendah, berkhasiat dan digunakan luas untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan pengobatan (seluruhnya ada 60 jenis), antara lain: a. Diazepam b. Barbital c. Klobazam d. Nitrazepam  

2.3  PENGGOLONGAN PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF

Psikotropika banyak digunakan dalam dunia kesehatan dan perkembangan ilmu kedokteran. Berdasarkan penggunaan secara klinik, psikotropika terbagi atas 4 golongan yaitu :
a. Obat Antipsikosis
Obat antipsikosis disebut juga neuroleptik yang bermanfaat pada terapi psikosis (sakit jiwa/gila) akut maupun kronik. Disebut obat antipsikotika adalah obat yang mengatur supaya fungsi umum seperti berpikir dan berkelakuan normal dapat berfungsi lagi. Obat-obat ini
meredakan emosi dan agresi yang umumnya dideritaoleh psikosis (mengalami gangguan kejiwaan/gila). Obat yang termasuk golongan antipsikosis antara lain promazin, domperidon dan karfenazin.
 Gambar 1 : Promazin



b.Antiansietas
Antiansietas terutama berguna untuk pengobatan psikoneurosis (gangguan emosi). Antiansientas yang terutama adalah golongan Benzodiazepin. Golongan Benzodiazepin yang banyak disalahgunakan diantaranya adalah Dizepam (valium), Bromazepam (lexotan), Flunitrazepam (rohypnol), Nitrazepam (mogadon) dan Nitradizepam (nipam). Penggunaan antiansietas dosis tinggi dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan ketergantungan psikis dan fisik.
Gambar 1 :(a). Nitrazepam (mogadon), (b). Diazepam (valium),

c. Obat Antidepresi
Obat Antidepresi ialah obat untuk mengatasi depresi mental, selain itu digunakan untuk menghilangkan, memperbaiki dan meringankan gejala-gejala suasana jiwa seperti murung dan lain sebagainya, yang termasuk obat golongan antidepresi antara lain Zolof, Anafrinie, dan Prozac.
Gambar 1: Zolof

d. Obat Psikogenik
Psikogenik adalah obat yang dapat menimbulkan kelainan tingkah laku, disertai halusinasi, ilusi, dan gangguan cara berpikir, jadi dapat menimbulkan psikosis (gangguan kejiwaan yang sangat akut da            n kronik). Salah satu golongan psikogenik yang banyak dikenal oleh masyarakat adalah marihuana atau ganja.

Sesuai dengan Undang-undang RI no 5 tahun 1997 tentang psikotropika, yang termasuk golongan psikotropika adalah :
ü  Sedative-Hipnotik
ü  Amfetamin
ü  Halusinogen


1.      Sedative-Hipnotik (Depresant)
Sedativ            e-Hipnotik merupakan penekan susunan saraf pusat. Dalam dosis kecill dapat mengatasi ansietas (perasaan cemas) sedangkan dalam jumlah besar dapat menginduksi tidur. Contohnya antara lain : sedatin/pil BK, rohypnol, magadon, valium dan mandrax (MX). Sedative-Hipnotik yang banyak disalahgunakan adalah golongan Benzodiazepin yang dapat dikonsumsi secara oral (ditelan).
Gambar 1 : Benzodiazepin
Benzodiazepin yang telah dikonsumsi akan mengalami metabolisme di hati. Dari mekanisme metabolisme tersebut dapat dilihat akumulasi Benzodiazepin mana yang mengalami akumulasi di darah dan yang tidak. Sebelum diekskresi melalui ginjal, Benzodiazepin dan metabolitnya akan dimetabolisasi lebih lanjut oleh enzim di hati (hepar). Pengaruh Sedative-Hipnotik terhadap susunan saraf pusat bergantung pada dosis atau jumlah yang dipakai, dengan tingkat pengaruh sebagai berikut :
a. Dalam jumlah kecil, menyebabkan rasa tenang, mengurangi ansietas, dan terjadi pengendalian diri yang kurang terkontrol.
b. Dalam jumlah sedang, menyebabkan mengantuk, menginduksi tidur dan memperpanjang tidur.
c. Dalam dosis yang lebih banyak, menimbulkan efek anestesi, hilang kesadaran, dan amnesia.
Obat penenang golongan Benzodiazepin, menimbulkan efek di otak dengan mempengaruhi neurotransmitter GABA yang bertanggung jawab akan sadartidaknya manusia dan juga pada reseptor yang mendatangkan rasa nyaman.
2.      Amfetamin (Stimulan)
Amfetamin adalah suatu bahan sintetik (buatan) yang tergolong perangsang susunan saraf. Ada tiga jenis amfetamin yaitu laevoamfeamin (benzedrin), dekstroamfetamin (deksedrin), dan metilamfetamin (metedrin). Golongan amfetamin yang banyak disalahgunakan adalah MDMA (3,4, metilan-di-oksi met-amfetamin) atau lebih dikenal dengan ekstasi dan met- amfetamin (shabu-shabu). Amfetamin dapat dikonsumsi dengan cara ditelan, yang kemudian akan diabsorbsi seluruhnya ke dalam darah. Pada penggunaan secara intravena dalam beberapa detik akan sampai di otak.
Gambar 2 :(a). Ekstasi dan (b)Shabu-shabu
Penggunaan dengan cara dihirup, mula-mula uap amfetamin akan mengendap di paru-paru kemudian diabsorbsi secara cepat oleh darah. Pengaruh penggunaan amfetamin bergantung pada jenis amfetamin, jumlah yang digunakan dan cara menggunakannya. Secara umum amfetamin sendiri digolongkan pada dosis rendah dan dosis sedang ialah 5-50 mg, sedangkan dosis tinggi, lebih dari 100mg, biasanya digunakan secara oral.
3.      Halusinogen
Halusinogen banyak yang alami, yaitu terdapat pada tumbuhan tertentu atau terdapat pada bagian tertentu dari hewan tertentu. Selebihnya adalah sintetik (buatan). Halusinogen alami antara lain ganja, kecubung, mescalin yang berasal dari kaktus Liphophora williamsii dan psilocybin yang berasal dari jamur Psilocybe mexicana dan halusinogen sintetik antara lain adalah LSD (Lysergic acid Diethylamide). Ganja akan menimbulkan halusinogen bila pada dosis yang tinggi.

2.4  PENGARUH PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF TERHADAP SYARAF PUSAT

A.    Pusat dan tubuh
Sebelum mempelajari lebih lanjut tentang pangaruh psikotropika dan zat adiktif pada susunan saraf, sebelumnya kita akan belajar tentang anatomi sistem saraf pada manusia. Sistem saraf pada manusia terdiri atas susunan saraf pusat (SSP) dan susunan saraf tepi (SST). SSP terdiri atas otak (ensefalon) dan medula spinalis. Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah (mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan jembatan fargi.
Otak manusia yang beratnya kurang lebih 2 kg masih banyak menyimpan rahasia yang belum terkuak. Sel-sel saraf di otak manusia jika direntangkan akan mempunyai panjang beribu- ribu kilometer. Sedangkan jumlah sel-sel saraf di otak berjumlah paling sedikit 100 miliar.
Tiap neuron (sel saraf) mempunyai banyak serabut yang dinamakan dendrit dan akson. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin yang merupakan kumpulan sel Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann membentuk selubung lemak di seluruh serabut saraf mielin, yang berfungsi sebagai pembentuk sarung mielin. Membran plasma sel Schwann disebut neurilemma. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari akson yang tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier, yang berfungsi mempercepat penghantaran impuls. Otak banyak mengandung lemak karena adanya serabut mielin. Obat psikoaktif adalah zat yang bekerja terutama pada otak sehingga menimbulkan perubahan perilaku, perasaan, pikiran, persepsi, dan kesadaran orang yang mengkonsumsinya. Zat psikoaktif ada yang bersifat adiktif (obat penenang, obat tidur, ekstasi, shabu-shabu, alkohol, nikotin, ganja, LSD); dan ada yang bersifat tidak adiktif (obat antipsikosis dan obat antidepresi). Obat psikoaktif merupakan obat yang larut dalam lemak sehingga memiliki kosentrasi tinggi di otak.
Apabila dilihat dari pengaruh penggunaannya terhadap susunan saraf pusat, psikotropika dapat dikelompokan menjadi :
a. Depresant
Depresant bekerja mengurangi aktifitas susunan saraf pusat. Jenis ini membuat pemakainya merasa tenang, pendiam bahkan membuat tidur dan tidak sadarkan diri. Pil-pil penenang golongan benzodiazepam, menimbulkan efek di otak dengan memengaruhi neurotransmitter GABA yang bertanggung jawab akan sadartidaknya manusia dan juga pada reseptor yang mendatangkan rasa nyaman.

b. Stimulan
Stimulan bekerja mengaktifkan kerja susunan saraf pusat. Jenis ini membuat pemakainya menjadi aktif, segar, dan bersemangat. Hampir semua stimulan akan mengganggu proses
neurotransmitter, pengaruhnya yang terbesar adalah pada dopamin, yang efeknya akan memperbanyak dopamin, sehingga terjadi apa yang disebut sebagai ‘banjir dopamin'. Banyaknya dopamin akan mengakibatkan gejalagejala euforia (perasaan senang tanpa sebab), tekanan darah dan denyut jantung meningkat, serta gelisah
c. Halusinogen
Halusinigen bekerja dengan menimbulkan halusinasi atau khayalan. Salah satu jenis halusinogen alami yang memiliki efek terberat di otak adalah ganja. Kerusakan otak yang terjadi merupakan kerusakan yang irreversible atau tak dapat diubah. Efek ganja di otak tergantung dari lama, jumlah dan cara pemakaian. Efek yang terjadi ialah euforia, rasa santai, dan mengantuk. Pada kasus-kasus keracunan
(pemakaian dalam jumlah sangat banyak) dapat muncul perasaan curiga yang berlebihan (paranoid) dan halusinasi visual. Otak manusia merupakan suatu organ yang sangat berharga. Sebab, setiap manusia dapat mengekspresikan pikiran dan dirinya melalui pekerjaan dari otak. Oleh karena itu, adalah tindakan yang tidak bijaksana apabila seorang manusia mengulangi kesalahan yang sama atau dengan kata lain sudah tahu akibatnya tetapi masih ingin melakukannya. Itulah yang terjadi dengan penyalahgunaan narkoba.

2.5  TANDA-TANDA KEMUNGKINAN PENYALAHGUNAAN PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF
1. Fisik
v  Berat badan turun drastic
v  Mata terlihat cekung dan merah, muka pucat, dan bibir kehitam-hitaman.
v  Tangan penuh dengan bintik-bintik merah, seperti bekas gigitan nyamuk dan ada bekas luka sayatan. Goresan dan perubahan warna kulit dibekas suntikan.
v  Buang air besar dan air kecil kurang lancar.
v  Sembelit atau sakit perut tanpa alasan yang jelas.
v  Mengalami nyeri kepala.
v  Mengalami nyeri/ngilu sendi-sendi.
v  Mengeluarkan air mata berlebihan.
v  Mengeluarkan keringat berlebihan.

2. Emosi
v  Sangat sensitif dan cepat bosan
v  Bila ditegur atau dimarahi malah menunjukan sikap membangkang
v  Emosi naik turun atau tidak stabil dan tidak ragu untuk memukul orang atau berbicara kasar terhadap anggota keluarga dan orang disekitarnya.
3. Perilaku
v  Malas dan sering melupakan tanggung jawab dan tugas-tugas rutinnya
v  Menunjukan sikap tidak peduli dan jauh dari keluarga
v  Suka mencuri uang di rumah, sekolah atau tempat pekerjaan dan menggadaikan barang-barang berharga di rumah
v  Waktu di rumah kerap kali dihabiskan di kamar tidur, di kamar mandi, ruang gelap atau tempat-tempat sepi lainnya.

2.6  JENIS-JENIS PSIKOTROPIKA YANG BANYAK DISALAHGUNAKAN

A. EKSTASI
Rumus kimia ekstasi adalah 3-4 methylene-dioksy-methil-amphetamin (MDMA). Senyawa ini ditemukan dan mulai dibuat pada penghujung abad lalu. Pada ahir 1950-an MDMA dipakai oleh para ahli dokter jiwa. Informasi tentang MDMA muncul pada tahun 1973. Ekstasi dikenal sebagai inex, xtc, adam dan essense. Dikemas dalam bentuk tablet dan kapsul. Biasanya dapat dikonsumsi secara oral. Ekstasi mulai bereaksi 20 sampai 60 menit setelah diminum. Efeknya berlangsung maksimum 1 jam.
Pengaruh setelah pemakaian, seluruh tubuh akan terasa melayang. Kadangkadang, pupil mata membesar dan jantung berdegup lebih kencang, serta meningkatkan pernapasan. Jenis reaksi fisik biasanya tidak berlangsung dalam waktu yang lama. Selebihnya akan timbul perasaan seolah-olah kita menjadi hebat dalam segala hal dan segala perasaan malu akan hilang. Kepala akan terasa ringan, rileks dan nyaman. Semua perasaan tersebut akan berangsur-angsur menghilang dalam waktu 4 sampai 6 jam. Selanjutnya kita akan merasa lelah dan tertekan.


B. SHABU-SHABU
Shabu-shabu dengan nama kimia met-amfetamin berbentuk kristal biasanya berwarna putih, dan dikonsumsi dengan cara dibakar kemudian dihisap menggunakan alat yang disebut Bong (sejenis pipa yang di dalamnya berisi air). Ada juga sebagian yang memakai dengan
menyuntik. Shabu tergolong amfetamin yang berpengaruh memacu kerja otak, sering disebut ubas, ice. Shabu-shabu memiliki masa kerja 6-8 jam. Euforia (perasaan nyaman tanpa sebab) yang begitu kuat dicapai dalam beberapa menit pada penggunaan dengan cara dirokok atau disuntikan intravena, 3-5 menit pada penggunaan secara disedot melalui hidung, dan 15-20 menit pada penggunaan secara oral.
Gambar  : Rumus kimia sabu-sabu

C. LYSERGIC ACID DIETHYLAMIDE(LSD)
Lysergic acid Diethylamide (LSD) merupakan halusinogen yang dapat menyebabkan halusinasi dan biasanya digunakan secara oral, jarang digunakan secara dirokok ataupun dengan suntikan. LSD sering disebut dengan acid, red dragon, blue heaven, dan sugar cubes. LSD secara cepat diserap dari saluran cerna dan mukosa mulut sehingga gejalanya dapat terlihat setelah sepuluh menit. Pengaruh LSD terhadap pengguna sangat beragam, bergantung pada jumlah yang dipakai, cara pemakaian, dan seberapa lama sesudah LSD dikonsumsi.
Gambar  : LSD
Pengaruh segera setelah pemakaian antara lain pupil mata melebar, tidak bisa tidur, mulut kering, selera makan hilang, suhu tubuh meningkat, denyut jantung cepat, tekanan darah naik dan berkeringat. Gejala di atas menghilang sesudah 8-12 jam setelah pemakaian.

D. GANJA
Ganja dikenal dengan sebutan marijuana, grass, hash, atau hashish dalam bahasa gaul disebut dengan ‘cimeng’. Berbagai bentuk ganja umumnya berasal dari pohon ganja yang disebut Cannabis sativa dan Cannabis indica yang tumbuh di seluruh dunia.
Gambar  : Ganja
Ganja dapat dikonsumsi sebagai makanan dalam bentuk manisan, diseduh seperti teh atau kopi, tetapi kebanyakan dirokok seperti merokok tembakau. Ganja yang dirokok biasanya
berupa tanaman yang sudah dikeringkan dan dirajang, kemudian dilinting seperti tembakau. Asap ganja dimasukkan ke dalam paru dan ditahan untuk beberapa detik sebelum dikeluarkan. Ganja mengandung zat psikoaktif yang disebut dengan THC (Tetra hydro cannabinol) yang merupakan faktor utama penyebab halusinasi. THC ini akan cepat meninggalkan plasma dan masuk ke jaringan yang mengandung lemak, terutama otak. THC dimetabolisasi di hati dan dikeluarkan terutama melalui tinja dan air seni. Dampak yang ditimbulkan oleh ganja adalah kegembiraan, cerewet dalam bicara, dan rileks. Pengaruh ganja akan bertahan kira-kira 2-4 jam




BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN :
v  Psikotropika adalah obat baik alamiah maupun buatan, bukan narkotika yang bersifat atau berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku. Psikotropika merupakan bahan alami atau buatan yang digunakan untuk pengobatan dan perkembangan ilmu pengetahuan.

v  Efek yang dapat ditimbulkan oleh psikotropika adalah
                                I.            depresant (menenangkan)
                              II.            stimulant (memberi penguatan)
                            III.            halusinogen (menimbulkan dunia hayalan.







DAFTAR PUSTAKA

v  Makalah M. PRANJOTO UTOMO   
Makalah ini disampaikan pada kegiatan:  “Penyuluhan Bahaya Narkoba bagi Siswa SMP dan SMA”  Di SMP Budi Mulia Sendangrejo, Minggir, Sleman   Pada pada tanggal 4 November 2007    
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
v  Makalah PDF wordpress.com

v  Buku Obat-Obat Penting oleh Drs. Tan Hoan,Drs. Kirana Rahardja hal 10.

Comments

Popular posts from this blog

MAKALAH Iodo - Iodimetri

Iodo-Iodimetri BAB I PENDAHULUAN I.1  Latar Belakang Titrasi iodometri dan iodimetri adalah salah satu metode titrasi yang didasarkan pada reaksi oksidasi reduksi. Metode ini lebih banyak digunakan dalam analisa jika dibandingkan dengan metode lain. Alasan dipilihnya metode ini karena perbandingan stoikometri yang sederhana pelaksanannya praktis dan tidak benyak masalah dan mudah. Iodimetri adalah jika titrasi terhadap zat-zat reduktor dengan titrasi langsung dan tidak langsung. Dilakukan percobaan ini untuk menentukan kadar zat-zat oksidator secara langsung, seperti yang kadar terdapat dalam serbuk vitamin C. Titrasi tidak langsung iodometri dilakukan terhadap zat-zat oksidator berupa garam-garam besi (III) dan tembaga sulfat dimana zat-zat oksidator ini direduksi dahulu dengan KI dan iodin dalam jumlah yang setara dan ditentukan kembali dengan larutan natrium tiosulfat baku. Dalam bidang farmasi metode ini digunakan untuk menentukan kadar zat-zat yang mengandung oksi

Reseach and Development (R&D)

1.       Departemen Reseach and Development (R&D) Departemen R&D merupakan Inti ( Core ) dari industri farmasi. Penelitian yang dilakukan R&D terkait dengan inovasi produk baru dan perubahan formula produk lama dengan tujuan meningkatkan mutu, stabilitas dan kenyamanan suatu produk.penelitian dan pengembangan terhadap produk selalu dilakukan secara berkesinambungan mengikuti Trend ilmu pengetahuan, teknologi dan regulasi. Dalam pengembangan produk terbagi dalam 3 bagian: 1)       Formulasi Development (ForDev) Formulasi Development (ForDev) bertugas dalam pengembangan formulasi, mentransfer formula ke proses, dan pengembangan produk. Apabila formula tersebut memenuhi syarat , formula tersebuut akan doiserahkan kepada bagian AnDev untuk dianalisa. 2)       Analytical Development (AnDev) Analytical Development (AnDev) bertugas dalam pengembagan analisa produk baik itu bahan baku ataupun bahan tambahan yang telah disusun oleh tim ForDev. Outputnya adalah met

Makalah ANTIDIABETES

MAKALAH TOKSIKOLOGI TOKSIKOLOGI ANTIDIABETES BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Diabetes melitus merupakan penyakit yang ditandai dengan terjadinya hiperglikemi di dalam tubuh. Sebagian besar orang-orang menyebutnya dengan penyakit kencing manis. Biasanya para penderita DM akan disertai dengan berbagai gejala seperti poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan  berat badan. Apabila tidak dilakukan perawatan dan pengontrolan pengobatan yang baik pada penderita DM, maka akan menyebabkan berbagai penyakit menahun seperti serebrovaskular, penyakit jantung koroner, penyakit  pembuluh darah tungkai dan lain sebagainya. Penyebab diabetes dapat disebabkan berbagai hal seperti keturunan, pola hidup yang tidak sehat, dan lain-lain. Penderita diabetes pun setiap tahunnya semakin bertambah. S ejalan dengan perubahan gaya hidup termasuk pola makan masyarakat Indonesia diperkirakan penderita d iabetes melitus ini semakin meningkat, terutama pada kelompok umur dewasa keata